CEntrance Mixerface: Audio Interface dengan Durabilitas dan Kualitas Super

Sangat disayangkan, line-up produk audio dari produsen sekaliber CEntrance - yakni CEntrance Mixerface dan CEntrance Micport Pro 2 yang dirilis belum lama ini - hingga saat ini belum masuk Indonesia. Sangat disayangkan karena produsen sekelas CEntrance telah memiliki nama besar serta reputasi yang baik di dunia audio. Line-up produk barunya - MixerFace dan Micport Pro 2 - wajib kita tunggu bersama. Apa yang spesial dari audio interface besutan CEntrance? Berikut ulasannya.

Durabilitas

Masalah durabilitas produk, video pendek berikut ini menjelaskan bagaimana kekuatan dari produk ini. Memang terkesan sangat ekstrem. Tapi tidak ada salahnya mereka mendemonstrasikan hal ini untuk meyakinkan kita semua bahwa produk tersebut tidak dibuat secara main-main.



Kualitas Audio

Mengingat produk-produk tersebut belum masuk di Indonesia, maka jelas admin tidak bisa membuktikan secara langsung mengenai kualitasnya. Namun, kita bisa melihat spesifikasi dari produk serta melihat pengujian yang dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar paham tentang seluk beluk audio - khususnya yang terkait dengan audio interface. Beberapa potongan gambar berikut ini menjelaskan spesifikasi CEntrance Mixerface.

Spesifikasi Analog CENtrance Mixerface
Spesifikasi Analog CEntrance Mixerface dari B&H


Spesifikasi Dasar CEntrance Mixerface
Spesifikasi Dasar CEntrance Mixerface dari B&H


Spesifikasi Digital CEntrance Mixerface
Spesifikasi Digital CEntrance Mixerface dari B&H

Portabilitas

Nyaris semua audio interface dewasa ini diciptakan dengan bentuk yang ringkas (portable). Namun, yang admin maksud denganportable dalam hal ini adalah ukurannya yang benar-benar ringkas. Mixerface yang menyediakan dua input combo jack XLR & 1/4 inch yang keduanya bisa digunakan untuk mikrofon dan instrumen dengan impedansi rendah (misalnya gitar dan bass).

Ukurannya yang sangat ringkas membuat Mixerface dan Micport Pro 2 bisa dimasukkan kedalam saku. Jika bisa masuk kedalam saku, maka produk ini tidak akan memakan banyak ruang dalam tas. Kira-kira hanya seukuran powerbank atau buku note kecil. Berdasarkan spesifikasi, produk ini memiliki bobot yang hanya seberat 455 gram dengan dimensi panjang 12.1cm, lebar 7cm, dan tinggi 3.6cm. Sangat ringkas, bukan?!

Build Quality

Masalah build quality, produk-produk CEntrance - khususnya Mixerface dan Micport Pro 2 - terbuat dari aluminium yang sangat kokoh. Jika Anda sempat melihat video pada sub-judul pertama diatas, Anda tentu bisa menarik kesimpulan tentang build quality-nya. Untuk CEntrance Mixerface, terdapat dua buah port USB yang masing-masing berfungsi untuk charging/power dan yang satunya lagi untuk koneksi ke gawai (smartphone) serta laptop/PC.

Seri Mixerface dibekali dengan total 6 knob yang masing-masing berfungsi untuk mengatur input serta output pada input pada/dari kedua channel. Selain itu, terdapat pilihan setting untuk mengubah mode ke line-in atau ke mode impedansi rendah atau yang dalam dunia audio dikenal dengan kode “hi-Z” (misal: gitar dan bass). 

Harga

Untuk harga dari Mixerface, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resminya, Mixerface dibanderol dengan rentang harga $200 untuk tipe terendah (Mixerface R4S) hingga $550 untuk tipe tertinggi (Mixerface R4B).

NOTE: Harga tersebut adalah harga diskon selama masa karantina akibat pandemi Covid-19. Harga dapat berubah sesuai kebijakan pihak CEntrance.

Harga CEntrance Mixerface
Harga CEntrance Mixerface

CEntrance Micport Pro 2 yang dibekali sebuah input channel dibanderol dengan harga $300 untuk tipe dengan fitur limiter dan $350 untuk unit yang sama + sebuah headphone dari CEntrance.

Harga CEntrance Micport Pro 2
Harga CEntrance Micport Pro 2

Alat Perekam Wawancara yang Ringkas & Murah

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2015-2020), beberapa raksasa audio seperti Zoom, Tascam, dan Roland merilis beberapa produk field recorder andalannya masing-masing. Berikut ini field recorder yang dapat Anda pertimbangkan untuk menemani Anda mencari data wawancara Anda. 

#1 Tascam DR-10l

Tascam DR-10l merupakan mini field recorder. Untuk menggambarkan ukurannya, field recorder ini muat didalam saku kemeja Anda. Tascam DR-10l ini tidak dibekali internal microphone seperti field recorder kebanyakan. Tascam DR-10l menangkap sinyal analog (suara) dari lavalier microphone yang sudah include dalam paket pembeliannya.

Untuk kualitas audionya sendiri bisa dikatakan sangat jernih. Sejauh ini, belum ada komplain dari pengguna field recorder ini. Harga dari Tascam DR-10l ada pada kisaran Rp. 3.500.000.

Tascam DR-10l Black (Image by Tascam)


#2 Zoom F1-LP


Secara fisik, Zoom F1-LP sedikit lebih “gemuk” dibandingkan dengan Tascam DR-10l. Meskipun demikian, Zoom F1 masih masuk dalam kategori ringkas. 

Untuk unit yang satu ini, battery door dan slot micro SD card yang sangat ringkih adalah dua poin yang paling banyak dikeluhkan penggunanya. Selain dua poin itu, tidak ada masalah atau penyakit lainnya. Secara kualitas audio, Zoom F1-LP juga menawarkan kualitas yang jernih - bisa diadu dengan Tascam DR-10l.

Zoom F1-LP juga tidak dibekali dengan mikrofon tanam. Zoom F1-LP membutuhkan lavalier microphone untuk inputnya - sudah included dalam paket pembelian. Sesuai dengan embel-embel pada namanya, LP adalah singkatan dari lavalier package. Embel-embel LP disematkan karena Zoom F1 juga memiliki varian lain yang dibekali dengan shotgun microphone. Untuk paket dengan shotgun mic, Zoom menamainya dengan Zoom F1-SP - embel-embel SP sendiri merupakan singkatan dari shotgun package.

Satu keunggulan Zoom F1 jika dibandingkan dengan Tascam DR-10l ada pada fitur line input-nya. Dengan Zoom F1, Anda bisa melalukan perekaman dengan menggunakan dua mikrofon standar sekaligus. Namun untuk mendapatkan fitur tersebut, Anda membutuhkan aksesoris tambahan yang bernama Zoom EHX-6. Selain itu, Anda juga bisa menyambungkan jenis mikrofon lain seperti mikrofon berjenis shotgun namun hanya mendukung produk milik Zoom saja karena konektor yang digunakan berbeda dengan konektor pada mikrofon standar yang menggunakan koneksi XLR atau 1/4 inch. Untuk harganya, Zoom F1-LP dibanderol pada kisaran Rp. 2.500.000 dan untuk Zoom F1-SP dibanderol pada kisaran harga Rp. 3.500.000.

Zoom F1-LP (Image by Zoom-na)


#3 Zoom H5

Meskipun Zoom H5 merupakan field recorder yang sudah tergolong “senior” (baca: tua), namun unit ini banyak digunakan oleh profesional. Bahkan bisa dikatakan bahwa hingga 2020 ini, belum ada saingan yang mampu menyamai Zoom H5 dari segi harga dan juga fitur. Satu-satunya yang mendekati adalah Tascam DR-22WL, Tascam DR-44WL, dan Tascam DR-40 serta seri 40X. Namun, line up dari Tascam tadi masih kalah populer dibanding Zoom H5 karena preamp-nya yang terkenal agak berisik - white noise yang terlalu tinggi.

Beberapa audio experts yang menggunakan Zoom H5 antara lain: Julian Krause, Curtis Judd, pemilik Booth Junkie (lupa namanya), serta Bandrew (Podcastage).

Dengan Zoom H5, Anda dimungkinkan untuk melakukan wawancara dengan 2 mikrofon melalui combo jack input yang tersemat pada salah satu sisinya. Selain itu, Zoom H5 juga menawarkan capsule microphone berpola XY yang sudah included dalam paket pembeliannya.

Field recorder ini dapat ditenagai dengan dua buah baterai atau melalui sambungan USB. Selain berfungsi sebagai recorder, Zoom H5 juga dapat difungsikan sebagai external mic pada laptop/komputer/gawai Anda. Untuk harganya sendiri dibanderol sekitar Rp. 3.500.000. Dari seluruh field recorder yang dibahas pada artikel ini, Zoom H5 adalah unit termahal.

Zoom H5 (Image by Zoom-na)








Zoom F1: Wajib untuk Peneliti Kualitatif

Para peneliti yang mengadopsi paradigma kualitatif - lazimnya disebut social scientist - yang berkutat diwilayah naturalistik, etnografis, studi kasus, fenomenologis, humanistik, dan hermeneutik umumnya menggunakan wawancara atau interview sebagai instrumen utama penelitian mereka. Poin yang kerap kali menjadi kendala utama adalah hal-hal teknis seperti bagaimana mendokumentasikan wawancara. Terkait hal tersebut, artikel ini akan membahas peralatan wajib untuk ‘mengikat’ data wawancara. Baca artikel ini hingga selesai jika Anda menginginkan audio yang jernih dan jelas. Jika yang Anda inginkan adalah data wawancara standar - “yang penting bisa didengar” - maka halaman ini bisa Anda tutup.

Zoom F1

Zoom F1 merupakan sebuah field recorder yang sangat ideal untuk para peneliti sosial yang mengadopsi paradigma kualitatif, fenomenologis, humanistik, hermenoutik, studi kasus, dan etnografis. Ukurannya yang sangat ringkas membuat field recorder ini pantas untuk diandalkan dalam urusan merekam data wawancara. Dibalik ukurannya yang ringkas, unit ini memiliki kualitas preamp yang sangat jernih - jauh lebih jernih dibanding mikrofon gawai (smart-phone) Anda.

Pengoperasiannya tergolong cukup mudah. Cukup dengan mencolokkan lavalier microphone pada slot input di Zoom F1, slide tombol ke ON hingga layar menyala, unitpun siap digunakan. Fitur selanjutnya yang wajib disebutkan adalah live monitoring-nya. Colokkan jack headset, earphone, atau headphone Anda kedalam slot output (ukuran 3.5mm) pada Zoom F1, maka Anda dapat mendengarkan suara yang ditangkap oleh mikrofon melalui headset Anda secara real time - tanpa delay. Hal ini sangat berguna untuk memastikan kualitas audio saat wawancara berlangsung - apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan, suara terlalu kecil atau terlalu bising.

Untuk menambah fungsi dari Zoom F1, Anda dapat mempertimbangkan aksesoris bernama Zoom EXH-6 untuk membuat Zoom F1 Anda menjadi dual input. Dengan EXH-6, Anda dapat mencolokkan dua buah mikrofon secara bersamaan. Sangat berguna jika subjek penelitian Anda lebih dari satu orang atau hanya satu orang tetapi Anda mengingnkan suara Anda ikut terekam dengan jelas. 

Harga dan Kelengkapan Zoom F1

Zoom F1 dibanderol pada kisaran harga Rp. 2.500.000 dengan kelengkapan berupa 1 unit Zoom F1, 1 buah lavalier microphone, jepitan pinggang, dan sepasang baterai dengan merk Maxcell. Untuk menambah slot input mikrofon, Anda dapat menebus aksesoris bernama Zoom EXH-6 seharga Rp. 1.500.000.

Alternatif #1: Tascam DR-10l

Tascam DR-10l, harganya dapat dikatakan ‘jauh lebih mahal’ dibandingkan dengan Zoom F1. Secara fungsi dan kualitas, Tascam DR-10l dan Zoom F1 kurang lebih sama. Poin intinya, Zoom F1 memiliki kelebihan dan juga memiliki kelemahan. Jika harus dibandingkan dengan Tascam DR-10l. Kelebihan Zoom F1 terletak pada ketersediaan konektor yang memungkinkan kita untuk mendapatkan fungsi lebih, yakni melakukan wawancara terhadap 2 responden atau lebih dengan aksesoris tambahan bernama Zoom EXH-6. Kelemahannya terletak pada build quality-nya terkhusus pada tutup baterainya (battery door) yang mudah lepas. Parahnya, sekali lepas, Anda tidak akan mendapatkan replacement atau suku cadangnya. Cara satu-satunya adalah dengan berkreasi - melakukan sesuatu yang kreatif agar battery door tidak bergerak dari tempatnya. Jika Anda peduli terhadap masalah ini, Tascam DR-10l adalah alternatif terdekat.

Tascam DR-10l memiliki 1 input berukuran 3.5mm. Dengan begitu, Anda hanya dimungkinkan untuk memasang satu buah mikrofon saja. Artinya, jika responden Anda agak banyak, Anda perlu tambahan pekerjaan saat melakukan wawancara - yakni mengarahkan mikrofon ke subjek penelitian yang sedang berbicara. Jikapun subjek penelitian cuma 1 orang, suara Anda tidak akan terekam.

Harga dan Kelengkapan Tascam DR-10l

Tascam DR-10l dibanderol dengan kisaran harga Rp. 3.500.000 dengan kelengkapan 1 unit Tascam DR-10l, 1 buah lavalier microphone, dan sepasang baterai (bonus).

Alternatif #2: Tascam DR-10X

Nyaris serupa secara fisik dengan Tascam DR-10l, Tascam DR-10X dirilis dengan input berjenis XLR. Unit ini tidak bisa menyalurkan phantom power. Artinya, mikrofon jenis kondensor yang membutuhkan daya (biasanya sebesar 48 volt) tidak akan bekerja pada unit ini. Pilihan Anda hanya 2: menggunakan mikrofon berjenis dynamic atau menggunakan mikrofon berjenis condensor dengan power sendiri.

Harga dan Kelengkapan Tascam DR-10X

Tascam DR-10X dibanderol seharga dengan Zoom F1, yakni pada kisaran Rp. 2.500.000, dengan kelengkapan berupa 1 unit Tascam DR-10X.

Artikel ini ditulis pada masa PSBB akibat Covid-19. Jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tetaplah di rumah. Namun jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 telah menjadi sejarah, saya menganjurkan Anda untuk mengucap banyak puji dan syukur kepada sang Pencipta semesta yang masih memberi kepercayaan kepada Anda sebagai khalifah di bumi-Nya.

Website VS Marketplace? ATAU Website & Marketplace?

Di zaman digital seperti sekarang ini, dua variabel yang termuat dalam judul diatas tentu telah familiar ditelinga kita semua - website dan marketplace. Terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita memindahkan seluruh aktivitas sosial ke ranah daring (online). Seluruh elemen tanpa terkecuali, mulai dari pelaku bisnis hingga pelajar tingkat SD (sekolah dasar) dituntut untuk dapat berpartisipasi dan berkontribusi terhadap negara dengan berdiam diri di rumah.

Terkhusus bagi Anda, pelaku bisnis yang selama ini menjalankan bisnisnya hanya secara luring (offline), bergabung dengan marketplace mungkin menjadi pilihan yang menjanjikan untuk menjaga perputaran roda bisnis yang “macet” karena pandemi. Agar terhindari dari efek teori seleksi alam yang menjelaskan bahwa “mereka yang tidak mampu beradaptasi akan punah”, tidak ada jalan lain selain “hijrah” ke pengelolaan bisnis secara daring (online). Satu dari sekian banyak hikmah dari pandemi Covid-19 ini adalah memicu kita semua untuk “bermigrasi” ke metode yang lebih modern. Pertanyaan inti yang akan terjawab dalam tulisan ini adalah “Pilih website? Marketplace? Atau keduanya?” Berikut kajiannya.

Titik Temu & Titik Beda

Secara literal, website dan marketplace memiliki makna yang berbeda. Meskipun ada titik dimana keduanya bersinggungan, namun pada prakteknya, keduanya berbeda. Titik temu dan titik bedanya terlihat jelas dari definisinya. Singkatnya, website merupakan platform daring (online) yang berfungsi sebagai media yang memungkinkan kita untuk menyalurkan informasi dan konten sedangkan marketplace dapat diartikan sebagai layanan berbasis daring (online) yang diberikan oleh pihak ketiga - yakni pihak yang menjembatani Anda selaku penyedia barang/jasa dengan konsumen Anda - untuk Anda gunakan sebagai “etalase” yang memajang berbagai produk dari berbagai merk kepada konsumen.

Selai dari definisi, titik temu keduanya terlihat jelas pada media yang digunakan yang biasanya berupa website atau aplikasi, atau kombinasi dari keduanya. Sedangkan titik bedanya ada pada pengaplikasiannya. Website menawarkan fleksibilitas serta kendali penuh dalam pengelolaannya. Misalnya, dari segi desain yang bisa dibuat sesuai dengan selera Anda (pemilihan tema/template, warna, font, dll). Selain itu, Anda juga dapat dengan leluasa untuk mengisi konten dalam website tersebut, misalnya menambahkan halaman “Tentang Kami”, halaman “Hubungi Kami”, dan halaman-halaman lainnya. Pada marketplace, Anda tidak dimungkinkan untuk mendesain apapun. Dengan kata lain, semua hal yang berkeenaan dengan sistem dikelola oleh pihak marketplace. Anda hanya dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Selain itu, marketplace biasanya tidak memperkenankan Anda untuk mempromosikan perusahaan atau bisnis Anda didalam marketplace tersebut seperti menyertakan link website, blog, atau Youtube.

Saya Pilih Website: Apa Saja yang Saya Butuhkan?

Untuk meng-online-kan bisnis Anda, hanya ada 2 hal yang Anda butuhkan - hosting dan domain. Keduanya perlu Anda sewa dengan durasi sewa bulanan atau tahunan - tergantung kebijakan penyedia domain dan hosting. Biaya sewanyapun beragam - tergantung dimana Anda membelinya.


Singkatnya, hosting adalah ruang (space) yang menjadi tempat semua file terkait website disimpan agar dapat diakses melalui internet sedangkan domain merupakan alamat virtual bisnis Anda di dunia maya. Jika Anda tidak ingin bergantung pada layanan dari pihak ketiga dengan beragam regulasinya, membangun website dan/atau marketplace Anda sendiri dengan perangkat aturan Anda sendiri sudah sepatutnya dilakukan secara mandiri. Lantas, bagaimana jika Anda tidak memiliki ilmu tentang coding website?

Tenang! Saat ini terdapat banyak sekali jasa pembuatan website yang bisa Anda manfaatkan. Selain itu, penyedia jasa pembuatan website juga biasanya menyertakan layanan optimasi website (search engine optimization) yang menjamin website Anda muncul dihalaman pertama Google sesuai dengan kata kunci yang Anda inginkan.

Menurut hemat admin, perlu bagi setiap pelaku usaha untuk memiliki website mengingat saat ini perilaku konsumen telah berubah dari yang dominan luring (offline) bergerak pesat kearah daring (online). Jika Anda pernah menginginkan suatu barang dan tidak mendapatkan informasi barang yang Anda inginkan tersebut di internet dari sumber yang otentik, Anda akan mengetahui betapa pentingnya sebuah website untuk dimiliki. Tidak perlu mahal dan mewah. Website sederhanapun cukup.

Saya Pilih Marketplace: Apa Saja yang Harus Saya Lakukan?

Untuk bergabung pada marketplace, Anda hanya membutuhkan sebuah e-mail dan nomor telepon saja. Kebutuhan teknis lainnya antara lain, gambar/foto produk, deskripsi produk, serta keterangan lainnya tentang produk (klaim garansi, kebijakan retur, dan lain sebagainya). Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka Anda sisa menunggu notifikasi pembelian produk dari konsumen. Hanya sesederhana itu.

Bergabung dengan marketplace merupakan salah satu strategi ekspansi bisnis yang sangat menjanjikan karena marketplace dikelola oleh tim profesional dan dijalankan dengan seperangkat sistem yang sangat aman. Jaminan keamanan bertransaksi yang dijanjikan oleh marketplace secara otomatis menimbulkan kepercayaan masyarakat sebagai calon konsumen. Di marketplace, dengan segala aturan yang ada, segala bentuk potensi kecurangan yang dapat dilakukan baik oleh penyedia barang/jasa maupun konsumen dapat diminimalisir.

Bagi penyedia barang/jasa, setidak-tidaknya terdapat beberapa keuntungan jika bergabung dengan marketplace. Diantara keuntungan-keuntungan tersebut adalah tersedianya sistem yang terotomatisasi secara gratis. Ketika terdapat komunikasi dari calon konsumen - baik itu berupa pertanyaan seputar produk yang Anda pasarkan hingga pada pembelian produk, Anda sebagai pemilik usaha akan mendapatkan notifikasi langsung ke gawai (smartphone). Selain itu, di marketplace, seluruh riwayat penjualan akan terekam secara transparan. Hal ini akan sangat berguna dalam pertanggung-jawaban bulanan atau tahunan.

Saya Pilih Website & Marketplace: Apakah Mungkin?

Jawaban singkatnya, jelas mungkin! Kombinasi website dan marketplace justru menurut admin merupakan solusi yang paling ideal. Website diunggulkan karena dengannya Anda dapat menjelaskan tentang bisnis Anda secara lebih leluasa atau fleksibel agar lebih dikenal banyak orang, mempromosikan produk bisnis, serta menginformasikan event-event penting terkait bisnis Anda. Selain itu, website juga dapat digunakan untuk mengarahkan pengunjung ke situs-situs marketplace tempat Anda memasarkan produk sehingga jika faktor “kurang percaya” yang menjadi hambatan pengunjung melakukan pembelian melalui website, dengan adanya sinergi dari marketplace, faktor tersebut bisa dieliminasi. Di website, Anda bebas menjalankan aturan Anda sendiri. Menurut admin pribadi, eksistensi website adalah salah satu tolok ukur profesionalitas sebuah bisnis. Tanpa adanya website resmi, tingkat kepercayaan admin terkait profesionalitas akan menurun. Meskipun demikian, admin cenderung tidak melakukan pembelian melalui website - kecuali website tersebut telah dikenal “legit”. Dengan kata lain, bereputasi tinggi.

Di sisi lain, marketplace unggul pada poin tingkat kepercayaan konsumen (misalnya karena penggunaan rekening bersama, dll) terkait jaminan keamanan bertransaksi karena dimediasi oleh pihak ketiga (marketplace itu sendiri) yang jelas akan berdampak positif terhadap peningkatan potensi pembelian produk. Selain itu, Anda sebagai penyedia barang dan jasa juga akan sangat dimudahkan dengan berbagai sistem yang terotomatisasi. Namun, marketplace tidak memberikan fleksibilitas untuk memperkenalkan bisnis Anda - mengingat marketplace terbatas hanya untuk urusan jual-beli saja, bukan sebagai media promosi bisnis. Demikian halnya karena marketplace memiliki seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh pemilik barang/jasa (penjual) dan calon pembeli (konsumen) - misalnya tentang poin tidak dianjurkannya untuk bertransaksi diluar sistem marketplace. Di marketplace, Anda juga bisa mengarahkan calon konsumen atau konsumen ke website Anda dengan menyertakan kalimat-kalimat provokatif yang bernada mengarahkan (misal dengan program review website atau isi survey untuk mendapatkan diskon, dll).

Mengingat website dan marketplace memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu, admin memandang sinergi keduanya sebagai strategi brilian yang dapat dijalankan secara paralel. Dengan begitu, masing-masing media dapat saling menutupi kelemahan dan dapat saling meningkatkan keunggulan satu sama lain. Memilih satu diantara keduanya berarti kehilangan poin plus dari media yang tidak Anda pilih. Secara subjektif, admin condong pada kesimpulan bahwa keduanya merupakan satu kesatuan yang seharusnya dijalankan secara paralel - tidak dipandang terpisah. Kalimat terakhir dari admin, jangan pertaruhkan profesionalitas dan kepercayaan konsumen dan/atau calon konsumen hanya karena alasan ingin menekan pengeluaran. Selamat bergerilya!