Pasaran harga audio interface di tahun 2020 ini berada pada rentang harga 2 juta hingga puluhan juta rupiah. Berikut ini audio interface dibawah 2 juta rekomendasi Pajokka yang bisa teman-teman pertimbangkan.
Parameter yang dijadikan patokan kualitas dalam artikel ini adalah besaran equivalent input noise serta fitur yang ditawarkan.
RODE AI-1
Untuk kelas audio interface dibawah 2 juta rupiah, RODE AI-1 sangat layak untuk dilirik. Demikian halnya karena audio interface ini memiliki equivalent input noise sebesar -130 dB yang berarti bahwa audio interface ini memiliki noise yang sangat minim - nyaris tidak terdengar.
Noise sendiri merupakan bunyi hiss yang dihasilkan oleh preamp dari audio interface. Bunyinya kira-kira seperti bunyi TV tanpa siaran. Istilah ini disebut juga dengan white noise.
Selain karena noise-nya yang rendah, RODE AI-1 juga layak untuk dibeli karena build quality-nya. Meminjam istilah yang diperkenalkan oleh Steinberg, ‘built like a tank’, RODE AI-1 memiliki fisik yang kuat dan kokoh - seperti tank.
RODE AI-1 hanya memiliki 1 input combo XLR dan 1/4 inch yang bisa digunakan untuk merekam suara dari mikrofon dan juga gitar atau bass. Untuk merekam musik, tentu inputnya harus digunakan secara bergantian.
Untuk outputnya sendiri, RODE AI-1 menyediakan 2 buah stereo output berukuran 1/4 inch pada bagian belakangnya. Selain itu, output untuk headphone monitoring dengan fitur low latency juga telah tersedia pada RODE AI-1. Berita baiknya, koneksi RODE AI-1 sudah menggunakan USB type-C yang diklaim lebih efisien dalam urusan transfer data.
Saat ini, RODE AI-1 dibanderol seharga 1.8xx.xxx di RODE official store Indonesia.
iRIG Pre HD
Berbeda dengan RODE AI-1 yang mendukung perekaman gitar dan bass, iRIG Pre HD diciptakan khusus untuk mikrofon saja. Artinya, jika teman-teman ingin melakukan perekaman gitar dan bass dengan iRIG Pre HD, maka satu-satunya opsi yang tersedia adalah melakukan perekaman secara live recording.
Berdasarkan pengukuran dengan resistor sebesar 150 ohm, iRIG Pre HD memiliki equivalent input noise sebesar -129 dB - hanya selisih 1 dB dari RODE AI-1.
iRIG Pre HD yang saat ini dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx juga memiliki 1 input bertipe XLR untuk mikrofon saja. Untuk outputnya menggunakan koneksi micro-USB. Satu keunggulan dari interface ini yang tidak ditawarkan oleh RODE AI-1 adalah disertainya kabel micro-USB to lightning pada paket iRIG Pre HD. Ini berarti bahwa iRIG Pre HD mendukung perekaman langsung ke perangkat iOS.
Zoom U-22
Audio interface besutan Zoom Corporation ini merupakan seri terendah dari jajaran audio interface Zoom yang diberi seri ‘U’ yang dirilis kedalam 3 tipe - U-22, U-24, dan U-44.
Zoom U-22 memiliki dua buah input; yakni input 3.5 mm untuk lavalier microphone dan combo XLR dan 1/4 inch untuk koneksi mikrofon reguler yang juga bisa digunakan untuk menyambungkan gitar serta bass. Sayang sekali, kedua input ini tidak bisa digunakan secara bersamaan.
Zoom U-22 dibekali dengan dua buah output stereo bertipe RCA. Selain itu, terdapat pula colokan headphone monitoring berukuran 3.5 mm.
Satu kelebihan dari Zoom U-22 yang tidak dimiliki kompetitornya adalah pada portabilitasnya. Zoom U-22 menyematkan sebuah micro-USB yang berfungsi khusus sebagai pemasok daya ketika digunakan pada perangkat iOS atau Android dan sebuah port USB lagi untuk koneksi ke laptop/PC. Jika penyambungan koneksi daya tidak memungkinkan, penggunanya bisa menggunakan baterai bertipe AA untuk menyalakan Zoom U-22 ini.
Untuk equivalent input noise-nya, Zoom U-22 mencetak angka sebesar -125 dB yang setara dengan noise dari Zoom H5 dan Zoom H6 yang populer digunakan oleh podcaster-podcaster kaliber dunia.
Focusrite Scarlett Solo 3rd Generation
Jika anda pernah melihat audio interface dengan warna merah menyala, maka kemungkinan audio interface yang anda lihat tersebut adalah seri Scarlett besutan Focusrite yang jamak digunakan oleh musisi cover di Youtube.
Sesuai namanya, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation merupakan produk dari Focusrite yang ditelurkan untuk meneruskan seri sebelumnya - Focusrite Scarlett Solo 2nd Generation yang juga sangat laris di pasaran.
Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dibekali dengan sebuah input bertipe XLR 3 pin dan sebuah input berukuran 1/4 inch untuk instrumen - persis sama dengan Scarlett Solo 2nd gen. Hal yang membedakan Scarlett 3rd gen dengan Scarlett 2nd gen hanyalah tombol “AIR” yang berfungsi untuk mengemulasi suara pada rentang frekuensi mid-high. Selain itu, Scarlett Solo 3rd generation telah mengadopsi USB type-C sebagai konektornya.
Saat artikel ini ditulis, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dapat ditebus dengan harga Rp. 2.010.000 (bukan dibawah dua juta, tapi nambah 10 ribu rupiah saja sudah dapat Scarlett).
Bonus: Yamaha AG-03
Yamaha AG-03 sebenarnya merupakan sebuah audio mixer - lebih tepatnya sebuah mixer interface. Namun ia memiliki fitur yang serupa dengan audio interface.
Dengan equivalent input noise sebesar -128 dB, Yamaha AG-03 menjadi sangat layak untuk dilirik. Bisa dikatakan, mixer interface ini adalah interface yang menawarkan fitur paling lengkap untuk rentang harga dibawah 2 juta rupiah.
Yamaha AG-03 memiliki 3 input - sebuah combo XLR dan 1/4 inch, sebuah input stereo (L & R), sebuah input 3.5 mm untuk lavalier mic dan sebuah aux-in. Untuk outputnya, Yamaha AG-03 menawarkan stereo output bertipe RCA serta headphone monitoring berukuran 1/4 inch.
Yamaha AG-03 dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx. Sayang sekali, barang produksi 2015 ini juga sudah termasuk langka di pasaran. Admin Pajokka yang menanyakan ketersediaan stock Yamaha AG-03 langsung ke dealer Yamaha Musik Indonesia hingga saat ini belum mendapat kabar terkait ketersediaan Yamaha AG-03 dan Yamaha AG-06. Lapak-lapak di situs marketplace juga tidak lagi memiliki stock untuk Yamaha AG series ini.