Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Review. Tampilkan semua postingan

ASUS VivoBook 14 A416 Bukan Sekadar Laptop "Work from Home". Ini Laptop "Work from Everywhere".

ASUS VivoBook 14 A416 adalah laptop edisi "bekerja dari rumah" (work from home) terbaik yang wajib Anda lirik. Ya, tidak wajib langsung Anda beli - cukup Anda lirik dulu melalui tulisan berikut ini. Diakhir tulisan, silahkan tentukan Anda pilihan Anda. 

Laptop besutan ASUS seri VivoBook 14 A416 sebenarnya diperuntukkan untuk pasar umum - tidak secara spesifik diperuntukkan untuk work from home. Namun Pajokka melihat potensi laptop ini yang selalu siap diajak "main kasar" untuk kebutuhan work from home. Bayangkan saja, saat semua-semuanya harus dilakukan secara daring (online), Anda tentu membutuhkan laptop yang garang secara spesifikasi. Work from home tidak lagi mengenal jam kerja, bukan begitu?! Pagi, siang, sore, bahkan hingga malam hari, perangkat Anda harus senantiasa terjaga.

"Asam-Garam" Work from Home

Admin Pajokka adalah salah satu sosok yang diwajibkan "bekerja dari rumah" - sama seperti Anda. Saat keadaan sudah mulai membaik, banyak tokoh penting di institusi tempat Pajokka bernaung yang ditemukan terjangkit Covid-19. Walhasil, kebijakan kuncitara (lockdown) sementara yang diikuti dengan instruksi untuk kembali "bekerja dari rumah" kemudian dikeluarkan oleh pimpinan.

"Rangkaian fitnah Covid-19" tidak berhenti sampai disitu. Covid-19 berhasil membuat "asam-garam" kebijakan bekerja dari rumah (work from home) yang telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun terakhir makin asam dan makin asin. Semakin terasa menyiksa setelah beberapa perangkat penunjang work from home dipaksa mengibarkan bendera putih. "Kendaraan tempur" untuk work from home (baca: laptop) kemudian harus tunduk dan menyerah dengan keadaan.

Jika laptop Anda sudah menunjukkan gejala sering hang (freeze), itulah tanda-tanda Anda harus membuka awal yang baru di tahun yang baru ini. Disaat semua serba sulit, kepandaian kita memilih laptop "yang termurah sekaligus terbaik" adalah faktor yang akan menentukan perjalanan work from home Anda kemudian.

Melalui tulisan ini, Pajokka berniat untuk mempersingkat proses pencarian laptop untuk work from home. Perkenalkan,  ASUS VivoBook 14 A416.

Beberapa Rahasia Ketangguhan ASUS VivoBook 14 A416

ASUS VivoBook 14 (A416) - Pajokka
ASUS VivoBook 14 A416 - Simpel dan Ringkas Berkat Teknologi NanoEdge Display

Teknologi NanoEdge Display adalah salah satu rahasia dibalik portabilitas ASUS VivoBook 14 A416. Olehnya, ASUS VivoBook 14 A416 secara fisik terlihat sangat ringkas - sangat cocok untuk dibawa bermobilisasi. Perlu dicatat bahwa fisik yang ringkas tidak serta merta membuat ASUS VivoBook 14 A416 menjadi tidak atau kurang tangguh. ASUS VivoBook 14 A416 dikonstruksi dengan material logam sebagai chasisnya. Untuk masalah keamanan "jeroan"-nya, teknologi "E-A-R HDD Protection" yang diklaim dapat meredam getaran akan senantiasa siap siaga mengamankan HDD (hard disk drive) didalamnya. Selain itu, bobot yang hanya sekitar 1.5kg saja makin menegaskan bahwa ASUS VivoBook 14 A416 tidak hanya siap untuk dipacu dalam work from home saja, melainkan juga siap untuk work from coffeeshop, work from hometown, bahkan untuk work from everywhere.

Untuk kebutuhan entertainment, teknologi NanoEdge Display ASUS VivoBook 14 A416 dijamin akan menyuguhkan tampilan layar yang hidup, jernih dan realistis - sangat cocok untuk memanjakan dan menghibur diri selepas work from home.

Rahasia berikutnya ada pada dapur pacunya. ASUS VivoBook 14 A416 dibekali dengan prosesor Intel® Core™ generasi ke-10 yang secara spesial dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan dengan performa tinggi. Jangankan untuk kebutuhan work from home, Intel® Core™ generasi ke-10 yang dibenamkan pada ASUS VivoBook 14 A416 bahkan telah masuk hitungan untuk kebutuhan produksi musik bahkan produksi film sekalipun.

Pajokka - Produktif dengan ASUS VivoBook 14 (A416)
ASUS vivoBook 14 A416 - Makin Produktif Berkat Intel Core Gen 10

Selain itu, kapasitas penyimpanannya yang besar - dibekali dengan penyimpanan ganda (SSD PCIe® hingga 256GB + HDD hingga 1TB) - menjadi nilai lebih yang patut diperhitungkan. Penyimpanan ganda yang disematkan pada ASUS VivoBook 14 A416 tentu akan meringankan sedikit beban Anda yang rutin melakukan work from home dengan metode video conference. Dengan fitur tersebut, Anda dimungkinkan untuk merekam partisipasi Anda dalam setiap video conference dalam format atau resolusi tertinggi (high definition) sekalipun.

Pajokka - ASUS VivoBook 14 (A416) Intel Core Gen 10
ASUS VivoBook 14 A416 - Bertenaga Kuda. Selalu Siap diajak Main Kasar.

Fitur andalan lain yang tidak boleh dilewatkan adalah fitur proteksi fingerprint sensor yang dapat Anda gunakan untuk memproteksi data-data Anda agar tidak diakses sembarang orang. Selanjutnya, eksisnya backlit pada keyboard ASUS VivoBook 14 A416 juga wajib diperhitungkan. Fitur ini berperan dalam mengatasi terjadinya typo (salah ketik) dengan pancaran cahaya lembut yang akan dipancarkan dari balik keyboard-nya. Mengenai masalah konektivitas, ASUS VivoBook 14 A416 telah mengadopsi koneksi USB Type-C dengan dukungan slot USB Type-A, HDMI. Untuk koneksi nirkabelnya, ASUS membekali laptop seri VivoBook 14 A416-nya dengan bluetooth 4.1 dan WIFI 5 (802.11ac).

Kiprah ASUS di Dunia Teknologi

Jika Anda adalah sosok yang meragukan performa brand ASUS, perlu Anda ketahui bahwa sejak tahun 1989, ASUS telah menjual lebih dari 500.000.000 (lima ratus juta) motherboard. Dapat disimpulkan bahwa dari angka tersebut, 1 dari 3 komputer & laptop di seantero bumi menggunakan motherboard besutan ASUS. Sampai disini, jelas tidak ada keraguan dalam memilih ASUS. Hal tersebut kembali ditegaskan dengan torehan prestasi yang dicetak ASUS yang telah berhasil menyabet lebih dari 4.300 penghargaan di tahun 2019 lalu. Dedikasi ASUS terhadap kualitas membuat ASUS menjadi pilihan mayoritas masyarakat dunia. Berdasarkan catatan sejarah, ASUS telah, sedang, dan masih akan merajai pasar teknologi di negara-negara Asia Pasifik dan di negara-negara Eropa.

Untuk kita yang berdomisili di Indonesia, kehadiran ASUS Indonesia yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia patut dicatat sebagai poin lebih untuk mempercayakan laptop work from home kita pada ASUS. 

Daftar Harga ASUS VivoBook 14 A416

Berikut ini ragam varian ASUS VivoBook 14 beserta daftar masing-masing harganya.

ASUS VivoBook 14 - Pajokka.my.id
Spesifikasi Teknis Harga
Celeron Celeron N4020 / Intel UHD Graphics / 4GB / 1TB HDD Rp. 4.799.000
Celeron N4020 / Intel UHD Graphics / 256GB PCIe SSD Rp. 4.899.000
Core i3 Windows 10 Home/Intel® Core ™ i3-1005G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/1TB HDD/FHD Rp. 7.699.000
Windows 10 Home/Intel® Core ™ i3-1005G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/256G PCIe+HOUSING/FHD Rp. 7.799.000
Core i5 Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/1TB HDD/FHD Rp. 8.599.000
Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/4GB/512GB PCIe/V-IPS FHD Rp. 10.399.000
Windows 10 Home/Intel® Core ™ i5-1035G1/NVIDIA® GeForce® MX330/8GB/1TB HDD+256GB PCIe/FHD Rp. 10.799.000

Memilih Laptop Work from Home

Pajokka tahu jelas, hingga awal tahun 2021 ini paceklik akibat pandemi belum juga usai. Salah satu efek yang paling terasa adalah menurunnya daya beli masyarakat. Untuk dapat tetap bertahan di masa pandemi yang belum jelas kapan akan berakhir ini, semua jenis kebutuhan - primer, sekunder, tersier - harus ditekan seefisien mungkin. 

Mahal? Sebenarnya tidak! Secara matematis, memilih ASUS VivoBook 14 A416 merupakan langkah penghematan yang luar biasa. Jika kita berbicara masalah komparasi harga dengan fitur-fitur yang ditawarkan, memilih ASUS VivoBook 14 A416 sangatlah menguntungkan mengingat ASUS VivoBook 14 A416 adalah laptop yang masih sangat baru (rilis akhir tahun 2020) yang dibekali dengan teknologi dan fitur-fitur yang tidak akan Anda dapatkan di tempat lain. Intinya, ASUS VivoBook 14 A416 adalah laptop yang dapat mengakomodasi kebutuhan jangka panjang Anda. Mengeluarkan satu kali tentu jauh lebih baik dibanding mengeluarkan sedikit demi sedikit, bukan?! 

Ingin mencari yang lebih murah? Jujur, dipasaran banyak yang lebih murah. Namun, apakah Anda rela kehilangan teknologi dan fitur-fitur yang telah dijelaskan diatas? 

Zoom F2 & F2-BT: Perekam Suara dengan Fitur 32-bit Float

Setelah merilis seri Podtrak P4 dan Podtrak P8, Zoom Corporation memperkenalkan Zoom F2 ke publik - sebuah field recorder dengan fitur 32-bit float.

Dengan fitur 32-bit float ini, anda tidak perlu lagi repot-repot menyetel gain input yang pas. Zoom F2 akan mengaturnya secara fleksibel untuk anda. Cukup tekan tombol “record”, anda tidak perlu lagi khawatir dengan clipping.

The F2 features 32-bit float recording technology, allowing you to record the loudest audio signals without worrying about clipping. It will also record the quietest signals in beautiful detail. And the best part is you don’t have to worry about setting the gain. Just plug in the lav and hit record.
Zoom F2 dirilis dengan 2 versi - versi tanpa bluetooth dan versi dengan bluetooth. Diprediksi, versi tanpa bluetooth akan dibanderol pada rentang Rp. 2.500.000-an (usd 150) sedangkan versi bluetooth-nya pada rentang harga Rp. 3.500.000-an (usd 200). 

Pada seri sebelumnya, Zoom Corporation mendesain Zoom F1 dengan satu kelemahan yang sangat fatal pada buld quality-nya - khususnya pada battery door (penutup batere) yang gampang rusak. Pada seri ini, Zoom F2 kelemahan tersebut telah diatasi oleh Zoom Corp. dimana mereka memilih untuk menggunakan desain dari battery door yang sama seperti pada Zoom H1n. Namun sayangnya, Zoom F2 tidak didesain untuk digunakan dengan aksesoris input seperti Zoom EXH-6 dan lain sebagainya. Selain itu, Zoom F2 juga tidak mendukung fitur audio interface seperti yang dimungkinkan pada seri-seri sebelumnya seperti H5, H4n pro, bahkan pada seri entry level H1n.

Zoom Corp. membekali Zoom F2 hanya dengan total 5 tombol - 1 buah tombol record, 2 buah tombol volume untuk output, dan tombol play serta stop. Pada sisi atas, terdapat 2 buah input berukuran 1/8 inch (3.5mm) yang masing-masing untuk input (lavalier microphone) dan output (headset/headphone). Selain itu terdapat sebuah jack USB tipe C.

Dari ukuran, fitur, serta fungsi, terlihat jelas bahwa Zoom F2 dirilis untuk berkompetisi dengan Tascam dr-10l yang telah rilis sekira 2 tahun sebelum Zoom F2 dirilis. Dari laman resminya, Zoom F2 nampaknya spesial diperuntukkan untuk para videografer acara pernikahan, solo travel podcaster, dan pewawancara. Pembeda Zoom F2 dengan Tascam dr-10l hanya terletak pada fitur 32-bit float serta fitur bluetooth yang memungkinkan sinkronisasi audio yang lebih akurat. Namun ini hanya tersedia untuk Zoom F2 dengan fitur bluetooth saja.

Terkait ketersediaannya di Indonesia, kemungkinan Zoom F2 akan tersedia pada awal tahun 2021.

iRig Pre HD: Interface untuk Travel Podcasters, Voice Over Artists

Setelah sebelumnya mengulas tentang RODE NT-USB Mini, kali ini Pajokka akan mengulas tentang iRig Pre HD yang memiliki fungsi yang kurang lebih sama dengan RODE NT-USB Mini. Bedanya, iRig Pre HD berbentuk audio interface saja - tanpa mic. Artinya, teman-teman harus membeli mikrofon secara terpisah untuk merasakan fungsinya.

Di Indonesia, device besutan IK Multimedia ini dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx. Setelah menebus iRig Pre HD, teman-teman berhak menikmati kualitas rekaman yang super jernih. Demikian halnya karena IK Multimedia membenamkan low noise preamp yang kedalam iRig Pre HD.

iRig Pre HD dibekali dengan sebuah input berjenis XLR 3 pin untuk mengoneksikan mikrofon. Selain itu, terdapat pula sebuah jack berukuran 3.5mm untuk headphone monitoring. Tersedia pula putaran mekanikal untuk mengatur gain level dari input dan outputnya.

Pada sisi atas, terdapat sebuah colokan micro-USB yang berfungsi untuk mengoneksikan iRig Pre HD ke gawai atau ke laptop. iRIg Pre HD dibekali dengan dua tipe kabel konektor - micro-USB ke Apple lightning untuk sambungan ke perangkat iOS dan micro-USB ke USB tipe B untuk ke laptop. Sayang sekali, device ini hanya mendukung sambungan ke iOS device saja - yakni iPhone dan iPad. Sebagai catatan, jika anda mempunyai iPad Pro 2020 yang telah menggunakan koneksi USB type-C, anda akan membutuhkan konektor tambahan untuk menyambungkannya dengan iRig.

iRig Pre HD memiliki rumah baterai namun sangat disayangkan karena baterai yang disematkan kedalamnya hanya berfungsi untuk menyalakan phantom power saja. Ini berarti bahwa ketika iRig Pre HD disambungkan ke laptop atau perangkat iOS, iRig Pre HD harus menerima daya dari device yang anda sambungkan. Dengan begitu, pastikan anda menggunakan iRig Pre HD hanya ketika daya laptop atau perangkat iOS anda terisi penuh. Selain itu, banyak pengguna iRig Pre HD yang mengeluhkan kecilnya gain dari iRig Pre HD ini. Berdasarkan data yang dirilis oleh IK Multimedia, gain yang mampu diberikan iRig Pre HD hanya sekitar 45dB saja. Ini berarti bahwa seluruh rekaman mentah yang diambil menggunakan iRig Pre HD masih harus masuk kedalam tahap editing - paling tidak boost gain - agar hasilnya lebih maksimal.

Pajokka adalah salah satu orang yang penasaran dengan kualitas dari interface ini. Sayang sekali, per September 2020, barang ini sudah sangat langka - bahkan nyaris tidak ada lagi dipasaran. Demikian halnya dengan iRig Pro I/O yang per September 2020 juga sudah langka dipasaran. Jika teman-teman menginginkan device ini, silahkan cari alternatif lain.

TC Helicon Go Solo adalah salah satu dari alternatif iRig Pre HD. Sayang sekali, hingga September 2020, TC Helicon belum masuk Indonesia. Ketersediaannya di pasar internasional juga belum ada, padahal Go Solo sudah beberapa bulan dirilis.

Zoom Podtrak P8 Akhirnya Dirilis Zoom Corporation

Dari serinya, bisa ditebak bahwa Zoom Podtrak P8 dikhususkan untuk para podcaster dengan bekal 8 buah mic input. Setelah baru-baru ini Zoom Corporation merilis Zoom Podtrack P4, kini giliran Podtrak P8 yang merupakan kakak dari seri P4 diperkenalkan ke publik.

Zoom Podtrak P8

Fitur Unggulan Zoom Podtrak P8

Dari gambar diatas, terlihat bahwa Zoom Podtrak P8 sekilas nyaris mirip dengan RODECaster dari segi fisik. Zook Podtrak P8 juga dibekali dengan faders sebagai gain input-nya dengan dedicated mute button untuk setiap channel. Selain itu, keberadaan pads untuk sound effect juga langsung mengingatkan kita pada RODECaster.

Meskipun Podtrak tipe ini menyematkan angka 8 pada serinya, namun Podtrak P8 tidaklah sepenuhnya memiliki 8 buah input. Total hanya terdapat 6 buah input berjenis 3-pin XLR. Seperti kebiasaan Zoom Corporation pada produk-produknya, fitur 8 input hanya memungkinkan jika kita membeli aksesoris tambahan untuk membuatnya benar-benar menjadi 8 input.

Seperti layaknya Podtrak P4, seri Podtrak P8 juga dibekali dengan dedicated volume output untuk masing-masing inputnya. Dengan demikian, penggunanya dapat mengatur level output sesuai dengan toleransi pendengaran masing-masing.

Salah satu hal yang membedakan Podtrak P8 dengan Podtrak P4 adalah keberadaan layar sentuh yang dapat digunakan untuk kustomisasi. Hal ini tentunya dapat sangat memudahkan penggunanya dalam hal kustomisasi karakter suara yang diinginkan.

Berikut ini beberapa fitur Podtrak P8 berdasarkan informasiyang dirilis Zoom Corporation dalam laman resminya.

Low Cut

Fitur ini berfungsi untuk mengurangi kebisingan frekuensi rendah seperti suara AC, suara jalan, getaran, dan suara-suara lainnya.

Compressor/DeEsser

Fungsi utama dari compressor adalah untuk menjaga stabilitas dinamika input - dalam hal ini input analog berupa suara yang direkam. Dengan adanya fitur ini, suara anda dapat terdengar lebih profesional dan berkarakter.

Selain beberapa fitur diatas, masih terdapat beberapa fitur lainnya seperti tersedianya saluran khusus yang berfungsi untuk merekam panggilan telepon. Selain itu, Podtrak P8 juga dibekali dengan fitur Mix-Minus yang mampu mencegah gema dan umpan balik (feedback/storing) kepada orang yang ditelepon. Dua fitur ini jelas sangat memudahkan para podcaster dalam perekaman wawancara jarak jauh.

Tombol On Air

Ketika tombol On Air dinonaktifkan, seluruh aktivitas masih dapat terdengar melalui headphone output namun tidak akan direkam. Fitur ini sangat bermanfaat ketika sesi podcast anda sedang break.

Audio Interface

Selain sebagai recorder atau perekam, Zoom Podtrak P8 juga dapat difungsikan sebagai audio interface. Untuk mengkoneksikannya, cukup sambungkan Podtrak P8 ke PC/laptop/gawai anda melalui koneksi kabel tipe C.

Battery-powered

Satu fitur unggulan dari Podtrak P8 yang tidak dimiliki oleh kompetitornya adalah dimungkinkannya untuk menggunakan alat ini dengan daya dari 4 buah batere tipe AAA. Hal ini tentunya sangat menunjang portabilitas yang memungkinkan kita untuk melakukan perekaman diluar studio.

(Baca juga: Zoom Podtrak P4 untuk Podcaster)

Harga Zoom Podtrak P8 (September 2020)

Untuk harganya sendiri, Zoom Podtrak P8 dibanderol seharga 500 Dollar Amerika (per September 2020) dan telah tersedia secara preorder di situs-situs marketplace luar negeri.

Kebutuhan Dasar Pembuatan Website

Dalam membuat serta mengembangkan sebuah website - apapun jenisnya - anda setidak-tidaknya membutuhkan domain dan hosting. Mengenai bagaimana website impian anda dibangun, kita bahas pada artikel yang berbeda. Kali ini, kita akan fokus kepada kebutuhan dasar pembuatan website atau sarana yang kita butuhkan - yakni domain dan hosting.

Domain

Secara sederhana, domain merupakan alamat daring dari toko online atau website anda. Jika diibaratkan toko fisik, maka domain berarti alamat lengkap dari toko fisik anda - misalnya Jalan Yos Sudarso Nomor 1. Dalam dunia website, kita bebas memilih alamat yang kita sukai - misalnya tokolaku.com atau tokolaku.net, atau tokolaku.id.

Dalam memilih nama domain, upayakan agar nama yang anda pilih adalah nama yang mencerminkan isi dari website anda. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan website anda tampil didalam mesin pencari Google. Bukankah tujuan anda membuat website adalah untuk memberitakan atau mempublikasikan sesuatu kepada para peselancar internet?! Jika jawabannya “ya”, maka saran tentang pemilihan nama yang disarankan tadi wajib anda pertimbangkan.

Jikapun anda menginginkan nama yang kurang atau sama sekali tidak mencerminkan isi dari website anda (seperti layaknya pajokka.my.id), maka hal tersebut juga tidak terlalu menjadi masalah karena anda masih dimungkinkan untuk menaikkan tingkat visibilitas website anda pada mesin pencari Google melalui meta deskripsi dan kata kunci yang bisa anda atur setelah instalasi website anda selesai.

Hosting

Secara teknis, hosting dapat diibaratkan seperti sebuah flash-disk atau hard-disk yang akan menyimpan seluruh data terkait website anda. Jadi, bagaimana cara menentukan kapasitas hosting yang anda butuhkan adalah dengan cara memperkirakan seberapa banyak file yang akan anda unggah kedalam website anda.

Menghitung Kebutuhan Hosting

Misalnya, jika anda hanya ingin membuat website sederhana yang nantinya hanya akan didominasi oleh curahan pemikiran anda, maka tentu datanya tidak akan terlalu banyak karena website anda hanya akan berisi tulisan dan sedikit foto. Namun jika anda berencana untuk membuat toko online yang dipenuhi gambar beresolusi tinggi, maka jelas anda akan membutuhkan kapasitas hosting yang jauh lebih besar.

Pertanyaannya, “seberapa besarkah ‘besar’ itu?”

Anda dapat menjawab pertanyaan diatas dengan memperkirakan rata-rata ukuran file yang akan anda gunakan. Misalnya, jika anda ingin membuat toko online yang rata-rata produknya memiliki 3 buah foto dengan ukuran 3MB dan anda berencana memasarkan 100 buah produk berbeda, maka dapat diperkirakan bahwa untuk foto saja, anda membutuhkan sekurang-kurangnya kapasitas penyimpanan sebesar 300MB. Angka tersebut belum termasuk keterangan berupa tulisan (judul produk dan deskripsi produk). Angka tersebut juga belum termasuk ‘mesin website’ anda (hal ini kita bahas pada sub-judul berikutnya).

Sampai disini, kita telah mendapatkan gambaran kasar dari kebutuhan hosting. Jika perkiraan angka pastinya telah didapatkan, maka untuk gambaran kebutuhan tersebut, tentunya kita harus membeli paket hosting yang lebih dari 300 MB. Namun perlu diingat bahwa penyedia hosting menawarkan paket hosting yang beragam. Biasanya, paket hosting yang ditawarkan adalah 500MB, 1GB, 2GB, 5GB, dan seterusnya.

“Mesin Website”

Yang dimaksud dengan istilah “mesin website” disini adalah platform yang akan anda gunakan untuk membuat website. Saat ini, terdapat banyak sekali platform atau website generator yang bisa kita pilih. Namun beberapa yang populer adalah Wordpress, Joomla, Drupal, dan Blogger.

Diantara website generator yang disebutkan diatas, Wordpress adalah web engine yang paling populer. Untuk instalasinya, anda dapat melakukannya sendiri (meskipun tanpa bantuan ahli website) hanya dalam hitungan menit. Mayoritas, kalau tidak semuanya, penyedia hosting memiliki fitur Softaculous yang memungkinkan anda untuk menginstal web generator pilihan anda secara otomatis. Fitur tersebut tentunya baru akan terbuka setelah anda membeli hosting.

Wordpress sendiri memiliki ukuran sekitar 45MB. Berdasarkan perkiraan awal kebutuhan tadi, sekarang kita dapatkan total angka 345MB (300MB + 45MB) atau bisa dibulatkan menjadi 350MB. Untuk angka ini, anda akan disarankan untuk mengambil paket hosting sebesar 1GB agar anda memiliki space yang cukup lega.

Setelah membahas hal teknis terkait pembuatan website secara mandiri, kini anda dapat memikirkan rencana anda secara lebih matang lalu mulai mengeksekusi paket hosting yang sesuai dengan kebutuhan anda. 

Selanjutnya, dimana anda harus memesan domain dan hosting?

Pajokka menyarankan anda untuk membaca paket yang ditawarkan oleh penyedia domain dan hosting andalan Pajokka. Disana anda dapat berkonsultasi secara gratis dengan tim yang selalu ada 24 jam. Sampaikan saja estimasi kebutuhan anda. Selanjutnya anda akan ditawarkan paket yang sesuai dengan kebutuhan anda.

Dari sekian banyak penyedia domain dan hosting yang pernah Pajokka coba, DewaWeb masih menjadi yang terbaik. Terdapat beberapa alasan mengapa Pajokka memilih DewaWeb. Satu yang paling utama adalah masalah kualitasnya. Disaat yang lain masih menggunakan pola hared hosting, DewaWeb telah menawarkan paket cloud hosting yang jauh lebih modern. Selain itu, masih ada beberapa alasan lagi tapi akan kita bahas pada artikel selanjutnya.

Selamat mencoba!!!

Rekomendasi Audio Interface Berkualitas Dibawah 2 Juta

Pasaran harga audio interface di tahun 2020 ini berada pada rentang harga 2 juta hingga puluhan juta rupiah. Berikut ini audio interface dibawah 2 juta rekomendasi Pajokka yang bisa teman-teman pertimbangkan.

Parameter yang dijadikan patokan kualitas dalam artikel ini adalah besaran equivalent input noise serta fitur yang ditawarkan.

RODE AI-1

Untuk kelas audio interface dibawah 2 juta rupiah, RODE AI-1 sangat layak untuk dilirik. Demikian halnya karena audio interface ini memiliki equivalent input noise sebesar -130 dB yang berarti bahwa audio interface ini memiliki noise yang sangat minim - nyaris tidak terdengar.

Noise sendiri merupakan bunyi hiss yang dihasilkan oleh preamp dari audio interface. Bunyinya kira-kira seperti bunyi TV tanpa siaran. Istilah ini disebut juga dengan white noise.

Selain karena noise-nya yang rendah, RODE AI-1 juga layak untuk dibeli karena build quality-nya. Meminjam istilah yang diperkenalkan oleh Steinberg, ‘built like a tank’, RODE AI-1 memiliki fisik yang kuat dan kokoh - seperti tank.

RODE AI-1 hanya memiliki 1 input combo XLR dan 1/4 inch yang bisa digunakan untuk merekam suara dari mikrofon dan juga gitar atau bass. Untuk merekam musik, tentu inputnya harus digunakan secara bergantian.

Untuk outputnya sendiri, RODE AI-1 menyediakan 2 buah stereo output berukuran 1/4 inch pada bagian belakangnya. Selain itu, output untuk headphone monitoring dengan fitur low latency juga telah tersedia pada RODE AI-1. Berita baiknya, koneksi RODE AI-1 sudah menggunakan USB type-C yang diklaim lebih efisien dalam urusan transfer data.

Saat ini, RODE AI-1 dibanderol seharga 1.8xx.xxx di RODE official store Indonesia.

iRIG Pre HD

Berbeda dengan RODE AI-1 yang mendukung perekaman gitar dan bass, iRIG Pre HD diciptakan khusus untuk mikrofon saja. Artinya, jika teman-teman ingin melakukan perekaman gitar dan bass dengan iRIG Pre HD, maka satu-satunya opsi yang tersedia adalah melakukan perekaman secara live recording.

Berdasarkan pengukuran dengan resistor sebesar 150 ohm, iRIG Pre HD memiliki equivalent input noise sebesar -129 dB - hanya selisih 1 dB dari RODE AI-1.

iRIG Pre HD yang saat ini dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx juga memiliki 1 input bertipe XLR untuk mikrofon saja. Untuk outputnya menggunakan koneksi micro-USB. Satu keunggulan dari interface ini yang tidak ditawarkan oleh RODE AI-1 adalah disertainya kabel micro-USB to lightning pada paket iRIG Pre HD. Ini berarti bahwa iRIG Pre HD mendukung perekaman langsung ke perangkat iOS.

Zoom U-22

Audio interface besutan Zoom Corporation ini merupakan seri terendah dari jajaran audio interface Zoom yang diberi seri ‘U’ yang dirilis kedalam 3 tipe - U-22, U-24, dan U-44. 

Zoom U-22 memiliki dua buah input; yakni input 3.5 mm untuk lavalier microphone dan combo XLR dan 1/4 inch untuk koneksi mikrofon reguler yang juga bisa digunakan untuk menyambungkan gitar serta bass. Sayang sekali, kedua input ini tidak bisa digunakan secara bersamaan.

Zoom U-22 dibekali dengan dua buah output stereo bertipe RCA. Selain itu, terdapat pula colokan headphone monitoring berukuran 3.5 mm.

Satu kelebihan dari Zoom U-22 yang tidak dimiliki kompetitornya adalah pada portabilitasnya. Zoom U-22 menyematkan sebuah micro-USB yang berfungsi khusus sebagai pemasok daya ketika digunakan pada perangkat iOS atau Android dan sebuah port USB lagi untuk koneksi ke laptop/PC. Jika penyambungan koneksi daya tidak memungkinkan, penggunanya bisa menggunakan baterai bertipe AA untuk menyalakan Zoom U-22 ini.

Untuk equivalent input noise-nya, Zoom U-22 mencetak angka sebesar -125 dB yang setara dengan noise dari Zoom H5 dan Zoom H6 yang populer digunakan oleh podcaster-podcaster kaliber dunia.

Focusrite Scarlett Solo 3rd Generation

Jika anda pernah melihat audio interface dengan warna merah menyala, maka kemungkinan audio interface yang anda lihat tersebut adalah seri Scarlett besutan Focusrite yang jamak digunakan oleh musisi cover di Youtube.

Sesuai namanya, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation merupakan produk dari Focusrite yang ditelurkan untuk meneruskan seri sebelumnya - Focusrite Scarlett Solo 2nd Generation yang juga sangat laris di pasaran.

Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dibekali dengan sebuah input bertipe XLR 3 pin dan sebuah input berukuran 1/4 inch untuk instrumen - persis sama dengan Scarlett Solo 2nd gen. Hal yang membedakan Scarlett 3rd gen dengan Scarlett 2nd gen hanyalah tombol “AIR” yang berfungsi untuk mengemulasi suara pada rentang frekuensi mid-high. Selain itu, Scarlett Solo 3rd generation telah mengadopsi USB type-C sebagai konektornya.

Saat artikel ini ditulis, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dapat ditebus dengan harga Rp. 2.010.000 (bukan dibawah dua juta, tapi nambah 10 ribu rupiah saja sudah dapat Scarlett). 

Bonus: Yamaha AG-03

Yamaha AG-03 sebenarnya merupakan sebuah audio mixer - lebih tepatnya sebuah mixer interface. Namun ia memiliki fitur yang serupa dengan audio interface.

Dengan equivalent input noise sebesar -128 dB, Yamaha AG-03 menjadi sangat layak untuk dilirik. Bisa dikatakan, mixer interface ini adalah interface yang menawarkan fitur paling lengkap untuk rentang harga dibawah 2 juta rupiah. 

Yamaha AG-03 memiliki 3 input - sebuah combo XLR dan 1/4 inch, sebuah input stereo (L & R), sebuah input 3.5 mm untuk lavalier mic dan sebuah aux-in. Untuk outputnya, Yamaha AG-03 menawarkan stereo output bertipe RCA serta headphone monitoring berukuran 1/4 inch.

Yamaha AG-03 dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx. Sayang sekali, barang produksi 2015 ini juga sudah termasuk langka di pasaran. Admin Pajokka yang menanyakan ketersediaan stock Yamaha AG-03 langsung ke dealer Yamaha Musik Indonesia hingga saat ini belum mendapat kabar terkait ketersediaan Yamaha AG-03 dan Yamaha AG-06. Lapak-lapak di situs marketplace juga tidak lagi memiliki stock untuk Yamaha AG series ini.

Zoom ZDM-1: Dynamic Microphone untuk Podcaster

Bersamaan dengan diperkenalkannya Zoom PodTrak P4 ke publik, Zoom Corporation turut memperkenalkan seri dynamic microphone pertamanya yang bernama Zoom ZDM-1 sebagai pasangan ideal untuk PodTrak P4 dan Podtrak P8. Dua produk ini menegaskan kesiapan Zoom Corporation untuk bertarung melawan ketenaran RODEcast yang telah mendominasi pasar audio interface khusus untuk podcasters.

Dilansir dari situs marketplace luar negeri yang masih memberlakukan status pre-order untuk ZDM-1, harga yang ditawarkan untuk paket yang terdiri dari sebuah Zoom Dynamic Microphone (ZDM), sebuah headphone, kabel XLR, dan dudukan mejanya adalah sebesar $120. Ini adalah harga pre-order yang memungkinan masih akan naik. Sementara untuk dynamic microphone-nya saja, teman-teman bisa menebusnya dengan harga $90.


Credit: bhphotovideo.com

Selama ini, line-up produk Zoom Corporation yang terkenal handal menangani urusan multi-person podcast hanyalah Zoom H6 dengan 4 input yang memungkinkan untuk diupgrade hingga 6 input dan Zoom H5 dengan dua input combo XLR - 1/4inch-nya yang bisa diupgrade hingga 4 input. Beberapa waktu lalu, Zoom memperkenalkan Zoom H8 yang inputnya bisa ditambah hingga 12 input. Kini, Zoom merilis Zoom PodTrack P4 dengan 4 input XLR yang khusus dibuat untuk para podcasters.

Seolah tak ingin kalah dari RODE Microphones dengan RODEcaster dan Podmic serta Procasternya, Zoom meluncurkan PodTrak P4 yang cocok dipadu-padankan dengan dynamic microphone yang diidentifikasi dengan nama ZDM-1. Selain itu, Zoom Corporation juga turut memperkenalkan headphone pertamanya yang dirilis bersamaan dengan ZDM-1. Untuk spesifikasi lebih lengkap dari dynamic microphone serta headphone besutan Zoom Corporation ini, silahkan teman-teman merujuk ke website resmi Zoom.

Persaingan Sengit RODEcaster dengan PodTrak P4

Selain RODEcaster dan Podtrak P4, Maonocaster juga telah mencoba peruntungannya untuk bersaing menggaet perhatian para podcaster. Namun, nama Maonocaster yang masih belum segarang RODE dan Zoom diprediksi akan memaksa Maonocaster untuk rela berada pada pilihan kesekian dari para podcaster. Selain itu, bentuk fisik dari Maonocaster yang dibuat nyaris sama persis dengan RODEcaster juga menimbulkan impresi bahwa Maonocaster hanya ingin mengincar posisi dibelakang RODEcaster.

Dipenghujung tahun 2020 ini, Zoom bersapa PodTrak P4 serta ZDM-1 yang baru dirilisnya diprediksi akan menjadi pilihan utama podcaster profesional. Portabilitasnya yang ringkas serta fiturnya yang memungkinkan melakukan perekaman langsung ke memory card diprediksi akan membuat PodTrack dan ZDM-1 menjadi laris dipasaran.

Bagaimanapun juga, kita semua sebagai pengguna tentunya harus menyambut gembira keberadaan jajaran audio interface yang dibuat khusus untuk podcaster. Hal ini berarti bahwa dengan bertambahnya kompetitor RODEcaster yang di tahun 2020 ini masih memuncaki posisi audio interface untuk podcaster, para podcaster kini bisa semakin leluasa dalam memilih jajaran produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti yang jamak diketahui, saat ini podcasting sedang naik daun. Di Indonesia sendiri, telah banyak podcaster-podcaster yang bermunculan - terutama setelah Anchor dan Spotify tenar dijajaran aplikasi gawai. Diharapkan kedepanya industri podcast di Indonesia dapat semakin menjamur agar media informasi untuk masyarakat dapat menjadi semakin variatif.

Zoom PodTrack P4: Audio Interface Khusus untuk Travel Poscasters

Belum lama ini, tepatnya pada awal Agustus 2020, Zoom Corporation merilis produk anyarnya yang diidentifikasi dengan nama Zoom PodTrack P4 yang disegmentasikan untuk para podcaster. Audio interface ini dibekali dengan 4 input mikrofon bertipe XLR. Berbeda dengan audio interface yang banyak beredar di pasaran, Zoom Corporation menyematkan 4 buah colokan headphone berukuran 3.5 mm pada unit ini.

Berdasarkan informasi yang disadur dari situs marketplace luar negeri, saat ini Zoom PodTrack P4 masih terpajang dengan status pre-order dan dibanderol dengan harga $600 untuk paket lengkap - meliputi 1 buah Zoom PodTrack P4, 4 buah mikrofon Zoom ZDM-1, 4 buah headphone, 4 buah kabel XLR, serta 4 buah dudukan meja. Untuk unit Zoom PodTrack P4 saja, teman-teman cukup menebusnya dengan harga $200.Credit: bhphotovideo.com

Dari fiturnya, terlihat jelas bahwa Zoom PodTrack P4 ini dirilis untuk menyaingi RODEcaster yang lebih dulu rilis. Berbeda dengan RODEcaster, bentuk Zoom PodTrack P4 terlihat jauh lebih ringkas - tidak lebih besar dari ukuran laptop 13 inch.

Serupa dengan RODEcaster, Zoom PodTrack P4 dibekali dengan 4 buah sound pads yang memungkinkan penggunanya untuk memutar  musik selingan atau jingle. Selain itu, Zoom PodTrack P4 besutan Zoom Corporation memungkinkan penggunanya untuk merekam percakapan langsung ke memory card sehingga  pengguna Zoom PodTrack P4 tidak lagi membutuhkan laptop atau komputer yang menjalankan software DAW sebagai perekamnya - kecuali jika harus melakukan post editing.

Jika ingin melakukan perekaman episode podcast yang panjang, unit ini mengakomodasi dua input bertipe USB type-C yang masing-masing berfungsi untuk rekaman ke DAW di laptop atau komputer dan untuk keperluan daya.

(Baca juga: Zoom Podtrak P8 Akhirnya Dirilis)

Berbeda dengan RODEcaster, Zoom PodTrack P4 dapat ditenagai dengan baterai bertipe AA. Fitur ini jelas menegaskan bahwa Zoom PodTrack P4 ini secara khusus ditujukan untuk para travel podcaster dengan mobilitas tinggi. Dengan Zoom PodTrack P4, perekaman episode podcast tidak lagi harus dilakukan di studio khusus. Jika biasanya tamu harus datang ke studio podcast, kini podcaster bisa gantian mendatangi tamunya.


RODE NT-USB Mini: Wajib untuk Travel Podcasters dan Voice Over Artists

Berita gembira ini ditujukan untuk teman-teman content creator yang secara khusus menggeluti dunia podcasting, voice over, dan dubbing - terkhusus untuk mereka yang menginginkan keleluasaan dalam perekaman. Saat ini, tugas para content creator tersebut diatas dapat menjadi semakin mudah berkat kehadiran RODE NT-USB Mini yang awal Agustus 2020 ini dikonfirmasi akan masuk Indonesia.

Kabar tersebut dibocorkan oleh RODE Official Store Indonesia melalui salah satu situs marketplace - bahwa pada 5 Agustus 2020, RODE NT-USB Mini sudah akan siap untuk dipesan dalam etalase mereka.

Diduga Tertunda Karena Covid-19

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, Pajokka mengalami kesulitan melakukan pemesanan item-item tertentu, terutama yang rilis pada akhir 2019 hingga pertengahan 2020. RODE NT-USB Mini salah satunya. Sejak resmi dirilis pada akhir 2019 silam, NT-USB Mini baru dikonfirmasi akan masuk Indonesia pada awal Agustus 2020.

Sebagai alternatif dari RODE NT-USB Mini, Pajokka juga menunggu Samson Satellite dan Samson Q9U mendarat di tanah air. Berbeda dengan NT-USB Mini, kedua produk anyar Samson yang telah hadir pada NAMM 2019 tersebut hingga kini belum ada tanda-tanda akan masuk Indonesia. Keterlambatan tersebut diduga kuat adalah karena efek dari pandemi Covid-19 yang hingga Agustus 2020 ini masih mewabah di Indonesia. Seperangkat aturan dan protokol kesehatan akibat dari Covid-19 mungkin menghambat jalur ekspor-impor barang ke Indonesia. 

RODE NT-USB Mini: Untuk Siapa?

Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita semua untuk memindahkan pertemuan tatap muka ke pertemuan daring tentu menambah kepantasan RODE NT-USB Mini untuk ditunggu. 

Pembaca sekalian yang rutin menggunakan Zoom Meeting atau Google Talk untuk keperluan pendidikan yang selama ini selalu kurang puas dengan kualitas suara dari gawai atau laptop teman-teman dianjurkan untuk melirik RODE NT-USB Mini. Dengan alat tersebut, kualitas suara teman-teman sekalian dijamin akan meningkat pesat.

Mengapa RODE NT-USB Mini Wajib Ditunggu?

RODE NT-USB Mini menjadi wajib ditunggu karena ukurannya yang sangat ringkas. Selain kualitas, portabilitasnya adalah alasan selanjutnya mengapa perangkat ini layak untuk dimiliki. 

Selain itu, RODE NT-USB Mini dibekali dengan kapsul mikrofon bertipe kondenser berkualitas tinggi yang bisa membuat suara teman-teman terdengar jauh lebih jernih. Mikrofon ini diciptakan dengan pola directional cardioid yang mampu meredam kebisingan ruangan sehingga pertemuan-pertemuan daring teman-teman dijamin akan lebih senyap dan fokus hanya pada suara teman-teman saja. Dengan begitu, teman-teman tidak perlu mengkhawatirkan kejernihan suara teman-teman saat melakukan pertemuan daring. Teman-teman dimungkinkan untuk melakukan pertemuan daring kapan saja dan dimana saja, bahkan ditempat-tempat yang cukup bising sekalipun.

RODE NT-USB Mini Pajokka


Nilai lebih dari RODE NT-USB Mini lainnya adalah kelengkapan tambahan yang datang dalam paket pengirimannya seperti hadirnya shock mount dan dua jenis kabel konektor yang memungkinkan untuk digunakan pada laptop/komputer dan gawai berbasis iOS dan Android. Untuk menggunakan NT-USB Mini di iOS, dibutuhkan perangkat tambahan berupa Apple Camera Connection Kit sedangkat untuk gawai berbasis Android, dibutuhkan kabel OTG sebagai konektornya.

RODE NT-USB Mini Pajokka


Pada bagian belakang RODE NT-USB Mini terdapat sebuah colokan USB Type-C yang memungkinkan perangkat ini disambungkan pada laptop atau gawai. Selain untuk konektivitas, konektor tersebut juga merangkap sebagai penyuplai daya. Tepat disamping konektor USB Type-C, terdapat sebuah colokan berukuran 3.5mm yang berfungsi untuk melakukan monitoring suara Anda sendiri dan untuk mendengarkan suara dari teman bicara Anda.

Meskipun mendapatkan bintang yang banyak dari para reviewer, perangkat ini jelas masih memiliki kekurangan. Kekurangan yang seharusnya diantisipasi oleh RODE Microphones pada RODE NT-USB Mini ini adalah absennya gain setting mikrofon sehingga pengguna harus mengatur besaran suara yang masuk dari perangkat laptop/komputer atau gawai yang digunakan. Selain itu, perangkat ini juga tidak dibekali dengan baterai atau minimal socket daya sehingga perangkat ini mau tidak mau harus ditenagai oleh laptop atau gawai yang digunakan. Meskipun demikian, perangkat ini tetap layak untuk dimiliki.

Lantas, bagaimana dengan harganya? Di pasar global, RODE NT-USB Mini dapat ditebus hanya dengan $100 saja. Sayang sekali, RODE Official Store Indonesia belum mengkonfirmasi berapa rupiah yang harus teman-teman keluarkan untuk menebus sebuah RODE NT-USB Mini ini.

Update: Pada 6 Agustus, berdasarkan pantauan Pajokka, RODE NT-USB Mini telah terpajang dalam etalase RODE Official Store Indonesia dan dirilis dengan harga Rp. 1.6.xxx.xxx.

Menerbitkan Novel Secara Self-Publishing. Potensinya?

Ada berita gembira untuk para penulis novel yang selama ini tega membiarkan karya mereka ‘berkarat’ didalam hard-disk laptop atau komputer mereka. Penerbitan novel secara self-publishing saat ini telah dimungkinkan. Bagaimana potensinya? Berikut sedikit pengalaman admin Pajokka.

Platform Karya Anak Bangsa

Para penggemar novel di Indonesia cukup beruntung karena saat ini Indonesia telah kehadiran sebuah platform yang memungkinkan para pembaca untuk membaca novel secara gratis dan memungkinkan para pemilik naskah untuk membuat naskah mereka dibaca orang.

Kwikku adalah platform yang Pajokka maksud. Kwikku yang saat ini sedang mengadakan kontes menulis novel dan webtoon dengan total hadiah sebesar Rp. 500 juta menjanjikan banyak hal yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Melalui aplikasinya yang juga tersedia dalam format web, pengguna dimungkinkan untuk membaca novel-novel serta webtoon-webtoon karya anak bangsa. Disini, kreator juga dimungkinkan untuk ‘menjodohkan’ novel-novel mereka dengan penerbit-penerbit besar. Satu yang terpenting, Kwikku adalah platform karya anak bangsa yang perlu kita dukung.


Potensi Penerbitan Novel secara Self-Publishing di Kwikku

Berbicara masalah potensi dari metode penerbitan self-publishing, tentu tidak ada tolok ukur yang valid dan reliabel yang bisa kita jadikan patokan mengingat terlalu banyak variabel yang mempengaruhi hasil akhir - entah hasil yang diharapkan itu berupa ketenaran, penyaluran hobi, atau kematangan finansial.

Dalam pembahasan kali ini, Pajokka hanya mengulas variabel ‘potensi’ sebatas pada hal-hal yang umum saja. Mengenai strategi melejitkan potensinya, silahkan teman-teman yang rancang dan eksekusi sendiri.

Kwikku, menurut Pajokka, dapat diibaratkan sebagai sebuah etalase yang memajang karya teman-teman. Isi etalase yang dapat diakses semua orang, termasuk dari pihak penerbit, melalui aplikasi dan web tersebut tidak menutup kemungkinan akan menjadi batu loncatan untuk meraih tujuan atas novel karya teman-teman tersebut. Olehnya, Pajokka sangat menyarankan teman-teman yang mempunyai naskah novel agar mempertimbangkan penerbitan secara self-publishing di Kwikku.


Pajokka beranggapan bahwa menerbitkan novel secara self-publishing akan jauh lebih bagus ketimbang menyimpan naskah novel teman-teman dalam hard-disk laptop atau komputer teman-teman. Hal itu bahkan jauh lebih bagus dibandingkan mengirim naskah ke penerbit untuk diterbitkan.

Kehidupan di zaman digital seperti sekarang ini jelas berbeda dengan kehidupan sebelum zaman digital. Kegiatan mengirim naskah ke penerbit, ditolak, mengirim ke penerbit lain, dan ditolak lagi sudah tidak zaman. Saat ini, kita perlu mengikuti zaman yang sudah serba daring.

Baca Juga: Resensi Novel “Mahasiswa Abadi: Ospek

Pajokka yang baru menerbitkan satu novel di Kwikku memang belum bisa berbicara banyak tentang potensi disana. Sejauh ini, hasil dianggap masih cukup jauh dari harapan - seperti yang dapat teman-teman lihat pada gambar diatas.

Perlu digaris bawahi bahwa pengalaman Pajokka di Kwikku tidak bisa teman-teman jadikan landasan untuk menilai potensi Kwikku. Untuk menilainya, Pajokka menyarankan agar teman-teman mencoba sendiri dengan mendaftar dan menerbitkan novel teman-teman. Tapi setidaknya, ini lebih baik dibandingkan hanya memajang draft novel tersebut didalam hard-disk.

Zoom H8: Field Recorder dengan 12 Input

Produsen audio kenamaan Zoom baru-baru ini merilis The All New Zoom H8. Seri ini merupakan seri handy recorder teraktual yang dirilis dengan 6 input. Dengan aksesoris tambahan, input pada Zoom H8 bisa ditingkatkan menjadi 8 input dengan Zoom EXH-6 bahkan hingga 12 input dengan menggunakan Zoom EXH-8. Tertarik untuk memiliki Zoom H8? Simak dulu ulasan Pajokka tentang Zoom H8 berikut. 


Penampakan The All New Zoom H8 ini terlihat sedikit berbeda dibanding dengan seri-seri Zoom handy recorder sebelumnya seperti Zoom H5 dan Zoom H6 yang sangat laris dipasaran. Kali ini, Zoom merilis handy recorder seri teranyarnya dengan bentuk fisik yang menyerupai angka 8 - sesuai namanya.


Fitur Zoom H8

Beberapa fitur menarik dari Zoom H8 ini adalah hadirnya beberapa presets seperti musik untuk merekam musik, podcast untuk merekam percakapan multi-persons, dan field recorder untuk merekam sampel-sampel suara yang biasanya digunakan oleh para film-maker. Selain itu, Zoom H8 juga dilengkapi dengan input low impedance atau Hi-Z, pada input A dan B, yang memungkinkan penggunanya untuk merekam instrumen seperti gitar dan bass. Pemilihan preset dapat dilakukan melalui layar touch screen yang berukuran lumayan.

Satu fitur tambahan yang tidak dimiliki seri sebelum-sebelumnya adalah dimungkinkannya pengguna untuk me-remote dan me-monitor proses rekaman melalui perangkat iOS dengan tambahan aksesoris yang diidentifikasi dengan nama Zoom BTA-1.


Kekurangan Zoom H8: Opini Subjektif Pajokka

Zoom H8 hadir dengan sedikit minus saja. Pertama yang paling mencolok adalah tipe koneksinya yang masih menggunakan micro-USB. Di tahun 2020, seharusnya koneksi in-out perangkat digital dan elektronik sudah menggunakan USB type C - demikian pendapat Julian Krause, salah satu reviewer alat-alat audio. Selain itu, mode perekaman yang mentok pada frekuensi 96kHz juga dianggap ‘nanggung’. Meskipun demikian, admin Pajokka merasa frekuensi tersebut sudah sangat cukup - bahkan lebih dari cukup - untuk menghasilkan rekaman kualitas jernih.

Mengenai build quality dari Zoom H8, material utamanya masih menggunakan hard plastic. Beberapa reviewer turut mengomentari desainnya yang tidak lazim. Ketika seluruh input terpakai, unit Zoom H8 akan terlihat mirip laba-laba. Tapi berbicara masalah desain, admin Pajokka merasa itu tergantung selera pengguna. Para pengguna juga tentu akan lebih menitik-beratkan aspek fungsi dan kualitas ketimbang desain.

Konklusi

Bersamaan dengan hadirnya Zoom H8, Zoom juga turut menghadirkan beberapa aksesoris baru seperti Zoom BTA-1, Zoom VRH-8, dan Zoom EXH-8 yang belum dikonfirmasi apakah memungkinkan untuk disematkan pada seri-seri Zoom sebelumnya misalnya pada Zoom H6, H5, dan F1. Dukungan berbagai macam aksesoris adalah nilai lebih yang belum dipikirkan oleh kompetitor. Sebagai konklusi akhir, Zoom H8 layak untuk ditunggu.





CEntrance Mixerface: Audio Interface dengan Durabilitas dan Kualitas Super

Sangat disayangkan, line-up produk audio dari produsen sekaliber CEntrance - yakni CEntrance Mixerface dan CEntrance Micport Pro 2 yang dirilis belum lama ini - hingga saat ini belum masuk Indonesia. Sangat disayangkan karena produsen sekelas CEntrance telah memiliki nama besar serta reputasi yang baik di dunia audio. Line-up produk barunya - MixerFace dan Micport Pro 2 - wajib kita tunggu bersama. Apa yang spesial dari audio interface besutan CEntrance? Berikut ulasannya.

Durabilitas

Masalah durabilitas produk, video pendek berikut ini menjelaskan bagaimana kekuatan dari produk ini. Memang terkesan sangat ekstrem. Tapi tidak ada salahnya mereka mendemonstrasikan hal ini untuk meyakinkan kita semua bahwa produk tersebut tidak dibuat secara main-main.



Kualitas Audio

Mengingat produk-produk tersebut belum masuk di Indonesia, maka jelas admin tidak bisa membuktikan secara langsung mengenai kualitasnya. Namun, kita bisa melihat spesifikasi dari produk serta melihat pengujian yang dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar paham tentang seluk beluk audio - khususnya yang terkait dengan audio interface. Beberapa potongan gambar berikut ini menjelaskan spesifikasi CEntrance Mixerface.

Spesifikasi Analog CENtrance Mixerface
Spesifikasi Analog CEntrance Mixerface dari B&H


Spesifikasi Dasar CEntrance Mixerface
Spesifikasi Dasar CEntrance Mixerface dari B&H


Spesifikasi Digital CEntrance Mixerface
Spesifikasi Digital CEntrance Mixerface dari B&H

Portabilitas

Nyaris semua audio interface dewasa ini diciptakan dengan bentuk yang ringkas (portable). Namun, yang admin maksud denganportable dalam hal ini adalah ukurannya yang benar-benar ringkas. Mixerface yang menyediakan dua input combo jack XLR & 1/4 inch yang keduanya bisa digunakan untuk mikrofon dan instrumen dengan impedansi rendah (misalnya gitar dan bass).

Ukurannya yang sangat ringkas membuat Mixerface dan Micport Pro 2 bisa dimasukkan kedalam saku. Jika bisa masuk kedalam saku, maka produk ini tidak akan memakan banyak ruang dalam tas. Kira-kira hanya seukuran powerbank atau buku note kecil. Berdasarkan spesifikasi, produk ini memiliki bobot yang hanya seberat 455 gram dengan dimensi panjang 12.1cm, lebar 7cm, dan tinggi 3.6cm. Sangat ringkas, bukan?!

Build Quality

Masalah build quality, produk-produk CEntrance - khususnya Mixerface dan Micport Pro 2 - terbuat dari aluminium yang sangat kokoh. Jika Anda sempat melihat video pada sub-judul pertama diatas, Anda tentu bisa menarik kesimpulan tentang build quality-nya. Untuk CEntrance Mixerface, terdapat dua buah port USB yang masing-masing berfungsi untuk charging/power dan yang satunya lagi untuk koneksi ke gawai (smartphone) serta laptop/PC.

Seri Mixerface dibekali dengan total 6 knob yang masing-masing berfungsi untuk mengatur input serta output pada input pada/dari kedua channel. Selain itu, terdapat pilihan setting untuk mengubah mode ke line-in atau ke mode impedansi rendah atau yang dalam dunia audio dikenal dengan kode “hi-Z” (misal: gitar dan bass). 

Harga

Untuk harga dari Mixerface, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resminya, Mixerface dibanderol dengan rentang harga $200 untuk tipe terendah (Mixerface R4S) hingga $550 untuk tipe tertinggi (Mixerface R4B).

NOTE: Harga tersebut adalah harga diskon selama masa karantina akibat pandemi Covid-19. Harga dapat berubah sesuai kebijakan pihak CEntrance.

Harga CEntrance Mixerface
Harga CEntrance Mixerface

CEntrance Micport Pro 2 yang dibekali sebuah input channel dibanderol dengan harga $300 untuk tipe dengan fitur limiter dan $350 untuk unit yang sama + sebuah headphone dari CEntrance.

Harga CEntrance Micport Pro 2
Harga CEntrance Micport Pro 2

Alat Perekam Wawancara yang Ringkas & Murah

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2015-2020), beberapa raksasa audio seperti Zoom, Tascam, dan Roland merilis beberapa produk field recorder andalannya masing-masing. Berikut ini field recorder yang dapat Anda pertimbangkan untuk menemani Anda mencari data wawancara Anda. 

#1 Tascam DR-10l

Tascam DR-10l merupakan mini field recorder. Untuk menggambarkan ukurannya, field recorder ini muat didalam saku kemeja Anda. Tascam DR-10l ini tidak dibekali internal microphone seperti field recorder kebanyakan. Tascam DR-10l menangkap sinyal analog (suara) dari lavalier microphone yang sudah include dalam paket pembeliannya.

Untuk kualitas audionya sendiri bisa dikatakan sangat jernih. Sejauh ini, belum ada komplain dari pengguna field recorder ini. Harga dari Tascam DR-10l ada pada kisaran Rp. 3.500.000.

Tascam DR-10l Black (Image by Tascam)


#2 Zoom F1-LP


Secara fisik, Zoom F1-LP sedikit lebih “gemuk” dibandingkan dengan Tascam DR-10l. Meskipun demikian, Zoom F1 masih masuk dalam kategori ringkas. 

Untuk unit yang satu ini, battery door dan slot micro SD card yang sangat ringkih adalah dua poin yang paling banyak dikeluhkan penggunanya. Selain dua poin itu, tidak ada masalah atau penyakit lainnya. Secara kualitas audio, Zoom F1-LP juga menawarkan kualitas yang jernih - bisa diadu dengan Tascam DR-10l.

Zoom F1-LP juga tidak dibekali dengan mikrofon tanam. Zoom F1-LP membutuhkan lavalier microphone untuk inputnya - sudah included dalam paket pembelian. Sesuai dengan embel-embel pada namanya, LP adalah singkatan dari lavalier package. Embel-embel LP disematkan karena Zoom F1 juga memiliki varian lain yang dibekali dengan shotgun microphone. Untuk paket dengan shotgun mic, Zoom menamainya dengan Zoom F1-SP - embel-embel SP sendiri merupakan singkatan dari shotgun package.

Satu keunggulan Zoom F1 jika dibandingkan dengan Tascam DR-10l ada pada fitur line input-nya. Dengan Zoom F1, Anda bisa melalukan perekaman dengan menggunakan dua mikrofon standar sekaligus. Namun untuk mendapatkan fitur tersebut, Anda membutuhkan aksesoris tambahan yang bernama Zoom EHX-6. Selain itu, Anda juga bisa menyambungkan jenis mikrofon lain seperti mikrofon berjenis shotgun namun hanya mendukung produk milik Zoom saja karena konektor yang digunakan berbeda dengan konektor pada mikrofon standar yang menggunakan koneksi XLR atau 1/4 inch. Untuk harganya, Zoom F1-LP dibanderol pada kisaran Rp. 2.500.000 dan untuk Zoom F1-SP dibanderol pada kisaran harga Rp. 3.500.000.

Zoom F1-LP (Image by Zoom-na)


#3 Zoom H5

Meskipun Zoom H5 merupakan field recorder yang sudah tergolong “senior” (baca: tua), namun unit ini banyak digunakan oleh profesional. Bahkan bisa dikatakan bahwa hingga 2020 ini, belum ada saingan yang mampu menyamai Zoom H5 dari segi harga dan juga fitur. Satu-satunya yang mendekati adalah Tascam DR-22WL, Tascam DR-44WL, dan Tascam DR-40 serta seri 40X. Namun, line up dari Tascam tadi masih kalah populer dibanding Zoom H5 karena preamp-nya yang terkenal agak berisik - white noise yang terlalu tinggi.

Beberapa audio experts yang menggunakan Zoom H5 antara lain: Julian Krause, Curtis Judd, pemilik Booth Junkie (lupa namanya), serta Bandrew (Podcastage).

Dengan Zoom H5, Anda dimungkinkan untuk melakukan wawancara dengan 2 mikrofon melalui combo jack input yang tersemat pada salah satu sisinya. Selain itu, Zoom H5 juga menawarkan capsule microphone berpola XY yang sudah included dalam paket pembeliannya.

Field recorder ini dapat ditenagai dengan dua buah baterai atau melalui sambungan USB. Selain berfungsi sebagai recorder, Zoom H5 juga dapat difungsikan sebagai external mic pada laptop/komputer/gawai Anda. Untuk harganya sendiri dibanderol sekitar Rp. 3.500.000. Dari seluruh field recorder yang dibahas pada artikel ini, Zoom H5 adalah unit termahal.

Zoom H5 (Image by Zoom-na)








Zoom F1: Wajib untuk Peneliti Kualitatif

Para peneliti yang mengadopsi paradigma kualitatif - lazimnya disebut social scientist - yang berkutat diwilayah naturalistik, etnografis, studi kasus, fenomenologis, humanistik, dan hermeneutik umumnya menggunakan wawancara atau interview sebagai instrumen utama penelitian mereka. Poin yang kerap kali menjadi kendala utama adalah hal-hal teknis seperti bagaimana mendokumentasikan wawancara. Terkait hal tersebut, artikel ini akan membahas peralatan wajib untuk ‘mengikat’ data wawancara. Baca artikel ini hingga selesai jika Anda menginginkan audio yang jernih dan jelas. Jika yang Anda inginkan adalah data wawancara standar - “yang penting bisa didengar” - maka halaman ini bisa Anda tutup.

Zoom F1

Zoom F1 merupakan sebuah field recorder yang sangat ideal untuk para peneliti sosial yang mengadopsi paradigma kualitatif, fenomenologis, humanistik, hermenoutik, studi kasus, dan etnografis. Ukurannya yang sangat ringkas membuat field recorder ini pantas untuk diandalkan dalam urusan merekam data wawancara. Dibalik ukurannya yang ringkas, unit ini memiliki kualitas preamp yang sangat jernih - jauh lebih jernih dibanding mikrofon gawai (smart-phone) Anda.

Pengoperasiannya tergolong cukup mudah. Cukup dengan mencolokkan lavalier microphone pada slot input di Zoom F1, slide tombol ke ON hingga layar menyala, unitpun siap digunakan. Fitur selanjutnya yang wajib disebutkan adalah live monitoring-nya. Colokkan jack headset, earphone, atau headphone Anda kedalam slot output (ukuran 3.5mm) pada Zoom F1, maka Anda dapat mendengarkan suara yang ditangkap oleh mikrofon melalui headset Anda secara real time - tanpa delay. Hal ini sangat berguna untuk memastikan kualitas audio saat wawancara berlangsung - apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan, suara terlalu kecil atau terlalu bising.

Untuk menambah fungsi dari Zoom F1, Anda dapat mempertimbangkan aksesoris bernama Zoom EXH-6 untuk membuat Zoom F1 Anda menjadi dual input. Dengan EXH-6, Anda dapat mencolokkan dua buah mikrofon secara bersamaan. Sangat berguna jika subjek penelitian Anda lebih dari satu orang atau hanya satu orang tetapi Anda mengingnkan suara Anda ikut terekam dengan jelas. 

Harga dan Kelengkapan Zoom F1

Zoom F1 dibanderol pada kisaran harga Rp. 2.500.000 dengan kelengkapan berupa 1 unit Zoom F1, 1 buah lavalier microphone, jepitan pinggang, dan sepasang baterai dengan merk Maxcell. Untuk menambah slot input mikrofon, Anda dapat menebus aksesoris bernama Zoom EXH-6 seharga Rp. 1.500.000.

Alternatif #1: Tascam DR-10l

Tascam DR-10l, harganya dapat dikatakan ‘jauh lebih mahal’ dibandingkan dengan Zoom F1. Secara fungsi dan kualitas, Tascam DR-10l dan Zoom F1 kurang lebih sama. Poin intinya, Zoom F1 memiliki kelebihan dan juga memiliki kelemahan. Jika harus dibandingkan dengan Tascam DR-10l. Kelebihan Zoom F1 terletak pada ketersediaan konektor yang memungkinkan kita untuk mendapatkan fungsi lebih, yakni melakukan wawancara terhadap 2 responden atau lebih dengan aksesoris tambahan bernama Zoom EXH-6. Kelemahannya terletak pada build quality-nya terkhusus pada tutup baterainya (battery door) yang mudah lepas. Parahnya, sekali lepas, Anda tidak akan mendapatkan replacement atau suku cadangnya. Cara satu-satunya adalah dengan berkreasi - melakukan sesuatu yang kreatif agar battery door tidak bergerak dari tempatnya. Jika Anda peduli terhadap masalah ini, Tascam DR-10l adalah alternatif terdekat.

Tascam DR-10l memiliki 1 input berukuran 3.5mm. Dengan begitu, Anda hanya dimungkinkan untuk memasang satu buah mikrofon saja. Artinya, jika responden Anda agak banyak, Anda perlu tambahan pekerjaan saat melakukan wawancara - yakni mengarahkan mikrofon ke subjek penelitian yang sedang berbicara. Jikapun subjek penelitian cuma 1 orang, suara Anda tidak akan terekam.

Harga dan Kelengkapan Tascam DR-10l

Tascam DR-10l dibanderol dengan kisaran harga Rp. 3.500.000 dengan kelengkapan 1 unit Tascam DR-10l, 1 buah lavalier microphone, dan sepasang baterai (bonus).

Alternatif #2: Tascam DR-10X

Nyaris serupa secara fisik dengan Tascam DR-10l, Tascam DR-10X dirilis dengan input berjenis XLR. Unit ini tidak bisa menyalurkan phantom power. Artinya, mikrofon jenis kondensor yang membutuhkan daya (biasanya sebesar 48 volt) tidak akan bekerja pada unit ini. Pilihan Anda hanya 2: menggunakan mikrofon berjenis dynamic atau menggunakan mikrofon berjenis condensor dengan power sendiri.

Harga dan Kelengkapan Tascam DR-10X

Tascam DR-10X dibanderol seharga dengan Zoom F1, yakni pada kisaran Rp. 2.500.000, dengan kelengkapan berupa 1 unit Tascam DR-10X.

Artikel ini ditulis pada masa PSBB akibat Covid-19. Jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tetaplah di rumah. Namun jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 telah menjadi sejarah, saya menganjurkan Anda untuk mengucap banyak puji dan syukur kepada sang Pencipta semesta yang masih memberi kepercayaan kepada Anda sebagai khalifah di bumi-Nya.

Website VS Marketplace? ATAU Website & Marketplace?

Di zaman digital seperti sekarang ini, dua variabel yang termuat dalam judul diatas tentu telah familiar ditelinga kita semua - website dan marketplace. Terlebih lagi dimasa pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita memindahkan seluruh aktivitas sosial ke ranah daring (online). Seluruh elemen tanpa terkecuali, mulai dari pelaku bisnis hingga pelajar tingkat SD (sekolah dasar) dituntut untuk dapat berpartisipasi dan berkontribusi terhadap negara dengan berdiam diri di rumah.

Terkhusus bagi Anda, pelaku bisnis yang selama ini menjalankan bisnisnya hanya secara luring (offline), bergabung dengan marketplace mungkin menjadi pilihan yang menjanjikan untuk menjaga perputaran roda bisnis yang “macet” karena pandemi. Agar terhindari dari efek teori seleksi alam yang menjelaskan bahwa “mereka yang tidak mampu beradaptasi akan punah”, tidak ada jalan lain selain “hijrah” ke pengelolaan bisnis secara daring (online). Satu dari sekian banyak hikmah dari pandemi Covid-19 ini adalah memicu kita semua untuk “bermigrasi” ke metode yang lebih modern. Pertanyaan inti yang akan terjawab dalam tulisan ini adalah “Pilih website? Marketplace? Atau keduanya?” Berikut kajiannya.

Titik Temu & Titik Beda

Secara literal, website dan marketplace memiliki makna yang berbeda. Meskipun ada titik dimana keduanya bersinggungan, namun pada prakteknya, keduanya berbeda. Titik temu dan titik bedanya terlihat jelas dari definisinya. Singkatnya, website merupakan platform daring (online) yang berfungsi sebagai media yang memungkinkan kita untuk menyalurkan informasi dan konten sedangkan marketplace dapat diartikan sebagai layanan berbasis daring (online) yang diberikan oleh pihak ketiga - yakni pihak yang menjembatani Anda selaku penyedia barang/jasa dengan konsumen Anda - untuk Anda gunakan sebagai “etalase” yang memajang berbagai produk dari berbagai merk kepada konsumen.

Selai dari definisi, titik temu keduanya terlihat jelas pada media yang digunakan yang biasanya berupa website atau aplikasi, atau kombinasi dari keduanya. Sedangkan titik bedanya ada pada pengaplikasiannya. Website menawarkan fleksibilitas serta kendali penuh dalam pengelolaannya. Misalnya, dari segi desain yang bisa dibuat sesuai dengan selera Anda (pemilihan tema/template, warna, font, dll). Selain itu, Anda juga dapat dengan leluasa untuk mengisi konten dalam website tersebut, misalnya menambahkan halaman “Tentang Kami”, halaman “Hubungi Kami”, dan halaman-halaman lainnya. Pada marketplace, Anda tidak dimungkinkan untuk mendesain apapun. Dengan kata lain, semua hal yang berkeenaan dengan sistem dikelola oleh pihak marketplace. Anda hanya dapat menggunakan fitur-fitur yang tersedia. Selain itu, marketplace biasanya tidak memperkenankan Anda untuk mempromosikan perusahaan atau bisnis Anda didalam marketplace tersebut seperti menyertakan link website, blog, atau Youtube.

Saya Pilih Website: Apa Saja yang Saya Butuhkan?

Untuk meng-online-kan bisnis Anda, hanya ada 2 hal yang Anda butuhkan - hosting dan domain. Keduanya perlu Anda sewa dengan durasi sewa bulanan atau tahunan - tergantung kebijakan penyedia domain dan hosting. Biaya sewanyapun beragam - tergantung dimana Anda membelinya.


Singkatnya, hosting adalah ruang (space) yang menjadi tempat semua file terkait website disimpan agar dapat diakses melalui internet sedangkan domain merupakan alamat virtual bisnis Anda di dunia maya. Jika Anda tidak ingin bergantung pada layanan dari pihak ketiga dengan beragam regulasinya, membangun website dan/atau marketplace Anda sendiri dengan perangkat aturan Anda sendiri sudah sepatutnya dilakukan secara mandiri. Lantas, bagaimana jika Anda tidak memiliki ilmu tentang coding website?

Tenang! Saat ini terdapat banyak sekali jasa pembuatan website yang bisa Anda manfaatkan. Selain itu, penyedia jasa pembuatan website juga biasanya menyertakan layanan optimasi website (search engine optimization) yang menjamin website Anda muncul dihalaman pertama Google sesuai dengan kata kunci yang Anda inginkan.

Menurut hemat admin, perlu bagi setiap pelaku usaha untuk memiliki website mengingat saat ini perilaku konsumen telah berubah dari yang dominan luring (offline) bergerak pesat kearah daring (online). Jika Anda pernah menginginkan suatu barang dan tidak mendapatkan informasi barang yang Anda inginkan tersebut di internet dari sumber yang otentik, Anda akan mengetahui betapa pentingnya sebuah website untuk dimiliki. Tidak perlu mahal dan mewah. Website sederhanapun cukup.

Saya Pilih Marketplace: Apa Saja yang Harus Saya Lakukan?

Untuk bergabung pada marketplace, Anda hanya membutuhkan sebuah e-mail dan nomor telepon saja. Kebutuhan teknis lainnya antara lain, gambar/foto produk, deskripsi produk, serta keterangan lainnya tentang produk (klaim garansi, kebijakan retur, dan lain sebagainya). Setelah syarat-syarat tersebut terpenuhi, maka Anda sisa menunggu notifikasi pembelian produk dari konsumen. Hanya sesederhana itu.

Bergabung dengan marketplace merupakan salah satu strategi ekspansi bisnis yang sangat menjanjikan karena marketplace dikelola oleh tim profesional dan dijalankan dengan seperangkat sistem yang sangat aman. Jaminan keamanan bertransaksi yang dijanjikan oleh marketplace secara otomatis menimbulkan kepercayaan masyarakat sebagai calon konsumen. Di marketplace, dengan segala aturan yang ada, segala bentuk potensi kecurangan yang dapat dilakukan baik oleh penyedia barang/jasa maupun konsumen dapat diminimalisir.

Bagi penyedia barang/jasa, setidak-tidaknya terdapat beberapa keuntungan jika bergabung dengan marketplace. Diantara keuntungan-keuntungan tersebut adalah tersedianya sistem yang terotomatisasi secara gratis. Ketika terdapat komunikasi dari calon konsumen - baik itu berupa pertanyaan seputar produk yang Anda pasarkan hingga pada pembelian produk, Anda sebagai pemilik usaha akan mendapatkan notifikasi langsung ke gawai (smartphone). Selain itu, di marketplace, seluruh riwayat penjualan akan terekam secara transparan. Hal ini akan sangat berguna dalam pertanggung-jawaban bulanan atau tahunan.

Saya Pilih Website & Marketplace: Apakah Mungkin?

Jawaban singkatnya, jelas mungkin! Kombinasi website dan marketplace justru menurut admin merupakan solusi yang paling ideal. Website diunggulkan karena dengannya Anda dapat menjelaskan tentang bisnis Anda secara lebih leluasa atau fleksibel agar lebih dikenal banyak orang, mempromosikan produk bisnis, serta menginformasikan event-event penting terkait bisnis Anda. Selain itu, website juga dapat digunakan untuk mengarahkan pengunjung ke situs-situs marketplace tempat Anda memasarkan produk sehingga jika faktor “kurang percaya” yang menjadi hambatan pengunjung melakukan pembelian melalui website, dengan adanya sinergi dari marketplace, faktor tersebut bisa dieliminasi. Di website, Anda bebas menjalankan aturan Anda sendiri. Menurut admin pribadi, eksistensi website adalah salah satu tolok ukur profesionalitas sebuah bisnis. Tanpa adanya website resmi, tingkat kepercayaan admin terkait profesionalitas akan menurun. Meskipun demikian, admin cenderung tidak melakukan pembelian melalui website - kecuali website tersebut telah dikenal “legit”. Dengan kata lain, bereputasi tinggi.

Di sisi lain, marketplace unggul pada poin tingkat kepercayaan konsumen (misalnya karena penggunaan rekening bersama, dll) terkait jaminan keamanan bertransaksi karena dimediasi oleh pihak ketiga (marketplace itu sendiri) yang jelas akan berdampak positif terhadap peningkatan potensi pembelian produk. Selain itu, Anda sebagai penyedia barang dan jasa juga akan sangat dimudahkan dengan berbagai sistem yang terotomatisasi. Namun, marketplace tidak memberikan fleksibilitas untuk memperkenalkan bisnis Anda - mengingat marketplace terbatas hanya untuk urusan jual-beli saja, bukan sebagai media promosi bisnis. Demikian halnya karena marketplace memiliki seperangkat aturan yang harus dipatuhi oleh pemilik barang/jasa (penjual) dan calon pembeli (konsumen) - misalnya tentang poin tidak dianjurkannya untuk bertransaksi diluar sistem marketplace. Di marketplace, Anda juga bisa mengarahkan calon konsumen atau konsumen ke website Anda dengan menyertakan kalimat-kalimat provokatif yang bernada mengarahkan (misal dengan program review website atau isi survey untuk mendapatkan diskon, dll).

Mengingat website dan marketplace memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh karena itu, admin memandang sinergi keduanya sebagai strategi brilian yang dapat dijalankan secara paralel. Dengan begitu, masing-masing media dapat saling menutupi kelemahan dan dapat saling meningkatkan keunggulan satu sama lain. Memilih satu diantara keduanya berarti kehilangan poin plus dari media yang tidak Anda pilih. Secara subjektif, admin condong pada kesimpulan bahwa keduanya merupakan satu kesatuan yang seharusnya dijalankan secara paralel - tidak dipandang terpisah. Kalimat terakhir dari admin, jangan pertaruhkan profesionalitas dan kepercayaan konsumen dan/atau calon konsumen hanya karena alasan ingin menekan pengeluaran. Selamat bergerilya!

Dengar Podcast vs Nonton Youtube

Di Indonesia, podcast masih belum sepopuler youtube. Namun terdapat beberapa kalangan yang telah menggeluti dunia ini. Sensasi mendengar podcast sama persis seperti mendengar radio. Bedanya, podcast memungkinkan kita untuk memilih tema atau topik yang ingin kita dengarkan. Selain itu, podcast juga dapat didengarkan kapan saja. Lantas, bagaimana potensi podcast di tahun 2020 ini?

Podcast Sebelum 2020

Dahulu, banyak podcaster yang menyajikan podcastnya via Powerpress pada Wordpress. Untuk memiliki sebuah channel podcast seperti itu, dibutuhkan biaya yang sangat mahal. Mulai dari sewa domain dan hosting hingga pengadaan peralatan mixing yang harganya tidak main-main. Bahkan hingga 2020-pun metode seperti itu masih diadopsi banyak kalangan. Penerapan metode tersebut bahkan diidentikkan dengan embel-embel profesional yang artinya kalau belum menggunakan Wordpress dan alat mixing, podcast tersebut belum bisa dikatakan sebagai profesional.

Podcast Tahun 2020

Ditahun 2020, bahkan beberapa tahun sebelum 2020, telah bermunculan platform-platform yang memungkinkan Anda membuat suara Anda terdengar melalui channel podcast Anda. Biayanya bahkan gratis alias tanpa dipungut bayaran - terkecuali biaya langganan paket internet. Beberapa platform yang populer antara lain Anchor, PodBean, Podiant, Spreaker, dan masih banyak lagi. 

Modal yang Anda butuhkan bahkan bisa sangat minim - yakni barang yang kini bukan lagi merupakan barang mewah - yakni, gawai atau smart-phone. Hanya dengan bermodalkan sebuah gawai, Anda dapt membaut suara Anda terdengar hingga ke seantero negeri.

Youtube Vs Podcast

Meskipun tidak komparabel, namun beberapa kalangan mencoba membandingkan antara Youtube dengan podcast. Berikut ini beberapa alasan mengapa podcast lebih efektif dibandingkan Youtube. Asumsi yang digunakan dalam komparasi berikut adalah efektivitas penyajian konten.

Perlu diingat bahwa Youtube juga mengungguli podcast dalam hal lain. Misalnya dalam menikmati konten-konten tutorial, Youtube mengungguli podcast karena Youtube menyajikan konten video yang dapat dengan mudah untuk diikuti. Namun itu bukan poin yang menjadi fokus pada artikel kali ini.

#1 Berjalan pada Mode Standby

Podcast dapat didengarkan tanpa harus menyalakan layar gawai Anda. Dengan begitu, Anda dimungkinkan untuk mengerjakan aktivitas ringan seperti jogging, memasak, berbaring, atau menyapu sembari mendengarkan konten yang Anda sukai. Youtube-pun demikian. Anda tetap bisa melakukan aktivitas ringan sambil mendengarkan konten yang ingin Anda dengarkan melalui Youtube. Namun, Anda akan kehilangan poin 2 dibawah.

#2 Hemat Daya Baterai

Mengingat podcast bisa berjalan pada mode standby, maka daya gawai Anda tidak perlu dihabiskan untuk menyalakan layar. Berbeda halnya dengan Youtube yang secara otomatis akan mematikan konten yang sedang Anda dengarkan jika layar gawai Anda tidak menyala.

#3 Konsumsi Data Lebih Ringan

Meskipun ukuran file yang harus diunduh untuk mendengarkan podcast bisa mencapai ratusan megabytes per episode, namun podcast membutuhkan paket data yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Youtube karena podcast tidak menampilkan visual bergerak (video).  

#4 Relevansi Iklan

Meskipun kebanyakan podcast tidak mengandung iklan, namun banyak juga yang memonetisasi channel podcastnya - terutama channel-channel yang telah populer. Dalam podcast, iklan akan dibacakan oleh podcaster secara singkat, padat, dan jelas yang biasanya hanya memakan waktu kurang dari 15 detik. Poin pentingnya bukan pada masalah durasi, namun pada relevansi. Poin lebihnya adalah, podcast selalu menyajikan iklan yang relevan dengan topik yang dibicarakan. Selain itu, iklan biasanya hanya muncul sekali atau dua kali saja - biasanya pada awal dan akhir episode. Misalnya jika Anda mendengarkan podcast tentang “bahasa Inggris”, maka iklannya akan berkisar antara “kursus bahasa Inggris online” atau “materi kursus berbayar”. Berbeda halnya dengan Youtube yang kemunculan iklannya acak/random. Selain itu, iklannya terkadang tidak berkaitan dengan tema atau topik yang sedang dinikmati. Demikian halnya karena mekanisme periklanan pada podcast tidak melalui pihak ketiga. Pengiklan atau pihak yang produknya ingin dipasarkan umumnya hanya ingin produknya diperkenalkan pada channel-channel yang berkaitan dengan produk tersebut. Untuk mengamankan argumen penulis, perlu saya sampaikan bahwa trend tersebut masih berlaku saat artikel ini ditulis. Namun tidak ada jaminan kedepannya akan tetap seperti itu mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan pemasaran.

——-

Artikel ini ditulis pada masa PSBB akibat Covid-19. Jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tetaplah di rumah. Namun jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 telah menjadi sejarah, Pajokka menganjurkan Anda untuk mengucap banyak puji dan syukur kepada sang Pencipta semesta yang masih memberi kepercayaan kepada Anda sebagai khalifah di bumi-Nya.

Rekomendasi Portable Audio Interface 2020

Bagi content creator seperti podcaster dan youtuber, interviewer, serta musisi, memilih peralatan audio interface tentunya tidak bisa dilakukan secara main-main mengingat pemilihan peralatan berdampak pada kualitas. Berikut ini rekomendasi audio interface terbaik 2020. Parameter utama yang digunakan untuk menentukan yang terbaik adalah portabilitas produk, fitur serta harga. Harga tertinggi yang di-list pada artikel ini adalah Rp. 7 juta rupiah. 

#1 CEntrance Mixerface

Nama produsen peralatan audio sekaliber CEntrance tentunya tidak asing lagi ditelinga pembaca sekalian. Di akhir tahun 2019 lalu, produsen kenamaan ini merilis produknya yang diberi nama CEntrance Mixerface dengan dual combo jack mic input. Bedasarkan informasi dari CEntrance dan dari review beberapa praktisi, noise floor (white noisepreamp Mixerface termasuk salah satu dari yang terbaik. Nyaris setara dengan audio interface super premium seperti RME BabyFace, AudioFuse, Mixpre, serta Apollo yang dibanderol dengan harga fantastis - sekitar 10 jutaan.

Dipilihnya MixerFace sebagai rekomendasi pertama, sesuai dengan parameter yang telah disebutkan sebelumnya, adalah karena portabilitasnya. Unit ini sangat disarankan untuk dimiliki oleh para peneliti terutama yang menggunakan metode wawancara sebagai instrumen penelitiannya, travel podcaster yang hobi merekam podcast dimanapun dan kapanpun, serta content creator yang tidak menjadikan studio sebagai pusat berkreasi seperti youtuber atau film-maker.

Satu poin plus dari CEntrance Mixerface terletak pada baterai yang tersemat paten didalam unitnya. Dengan adanya fitur tersebut, unit dapat digunakan disaat-saat dimana listrik tidak tersedia. Sebagai tambahan, dua buah port USB yang tersemat pada salah satu sisinya menjadikan unit ini menjadi makin spesial. Satu port khusus untuk charging dan satu port lainnya khusus sebagai penghubung antara unit dengan PC/laptop atau gawai (smart-phone). Hal ini akan sangat menguntungkan bagi Anda yang mengandalkan mikrofon berjenis condenser yang membutuhkan daya melalui phantom power. Pada audio interface yang kebanyakan beredar di pasaran, satu port USB digunakan untuk menghubungkan unit ke laptop atau gawai yang sekaligus sebagai daya.

CEntrance Mixerface dirilis dengan beberapa tipe, yakni Mixerface R4S, Mixerface R4, Mixerface R4R, dan Mixerface R4B. Semua tipe pada dasarnya sama. Bedanya hanya terletak pada beberapa fitur tambahan, seperti fitur direct recording pada Mixerface R4R dan tambahan mikrofon eksternal dengan mode XY pada Mixerface R4B.

Mixerface R4R dapat digunakan untuk merekam langsung kedalam memory tanpa harus menggunakan laptop atau gawai. Cukup menancapkan jack XLR atau 1/4 inch ke Mixerface, atur gain volume secara manual, tekan tombol record, unitpun siap digunakan.

Mengenai portabilitasnya, CEntrance Mixerface berukuran sangat kecil. Hampir seukuran gawai - namun lebih tebal. Perekaman selain Mixerface R4R dapat dilakukan melalui gawai dengan sambungan kabel micro-USB.

CEntrance Mixerface R4R
CEntrance Mixerface R4R - Foto: Situs resmi CEntrance

Harga Mixerface

Jika tertarik dengan unit ini, Anda dapt menebusnya dengan kocek sekitar 4 juta rupiah. Sayang sekali, hingga April 2020, unit ini belum masuk ke Indonesia. Admin Pajokka telah berkomunikasi dengan pihak CEntrance melalui e-mail membahas masalah ketersediaan produk di Indonesia. Pihak CEntrance menyatakan bahwa unit ini belum akan tersedia dalam waktu dekat untuk pasar Indonesia. Meskipun demikian, unit ini dapat dibeli melalui Amazon dan eBay.

#2 Zoom U-22, U-24, dan U-44

Posisi kedua ditempati oleh brand kenamaan Zoom. Terkait portabilitas, Zoom U-22, U-24 dan U-44 nyaris sama ringkasnya (portable) dengan CEntrance Mixerface. Bedanya, Zoom hanya sedikit lebih besar (bulky). Meskipun demikian, ukurannya masih masuk dalam kategori portabel atau ringkas. Semua tipe yang disebutkan, yakni U-22, U-24, dan U-44 dapat ditenagai dengan 2 buah baterai tipe AA yang diklaim dapat bertahan hingga 10 jam.

Ketiga seri audio interface dari Zoom ini dirilis pada 2018 silam. Zoom U-22 dirilis dengan 2 input - 1 combo jack input XLR dan 1/4 inch serta 1 buah 3.5mm jack input untuk lavalier mic. Untuk outputnya, hanya disediakan jalur RCA saja dengan model left dan right (stereo).

Seri selanjutnya, Zoom U-24, dipersenjatai dengan dual input berjenis combo jack XLR dan 1/4 inch neutrik input. MIDI input dan output menjadi tambahan fitur yang tidak ada pada Zoom U-22.

Zoom U-44 memiliki 2 buah combo jack untuk inputnya dan 4 buah output. Jika membutuhkan tambahan input, Anda dapat membeli aksesoris Zoom EXH-6 untuk mendapatkan tambahan 2 buah combo jack input. Selain itu, Zoom U-44 juga dipersenjatai dengan fitur standalone mode yang membuat unit ini dapat digunakan tanpa koneksi ke PC/laptop atau gawai.

Zoom U-44
Zoom U-44 - Foto: situs resmi Zoom

Harga Zoom U-22, U-24, dan U-44

Pada 2019 lalu, Zoom U-22 dibanderol dengan harga 1.8 juta rupiah, Zoom U-24 dibanderol dengan harga 2.5 juta rupiah, dan Zoom U-44 dibanderol dengan harga 2.8 juta rupiah. Entah karena alasan apa harga ketiga unit tersebut sedikit dinaikkan oleh para penjual di toko-toko online. 

#3 ESI UGM 192

ESI UGM 192 pertama kali diperkenalkan di NAMM 2020. Unit ini menawarkan 1 buah 1/4 inch input untuk mikrofon dan 1 tambahan input berikuran 1/4 inch lagi untuk hi-Z (impedansi rendah) untuk gitar dan bass. Sayang sekali, dalam situs resmi ESI, tidak terdapat banyak informasi yang disediakan terkait dengan produk barunya - ESI UGM 192. 

ESI UGM 192
ESI UGM 192 - Foto: situs resmi ESI
ESI UGM 192 merupakan penerus dari tipe sebelumnya, yakni ESI UGM 96. Jika Anda akrab dengan istilah-istilah teknis audio, Anda tentunya sudah familiar dengan angka 192. Benar! angka 192 merefleksikan sample rate dari perangkat audio tersebut. Artinya, perangkat tersebut mampu mengkonversi input analog hingga 192 hertz.

Sayang sekali, nama perangkat ini nyaris tidak terdengar sehingga kurang reliabel untuk diulas karena unitnya belum tersedia di Indonesia. Semoga saja pihak ESI mempertimbangkan untuk memasukkan unit ini ke Indonesia.  

Untuk Dipertimbangkan: #4 Yamaha AG-03 dan Yamana AG-06

Kedua unit ini pada dasarnya merupakan mixer. Namun keduanya dapat berfungsi sebagai audio interface. Oleh reviewer kenamaan Podcastage, Yamaha dengan seri AG ini didaulat sebagai mixer audio interface terbaik untuk live streaming. Seri AG-03 dan AG-06 ditempatkan pada urutan ke-3 karena tahun rilisnya yang tergolong sudah cukup lama. Kedua tipe ini dirilis pada 2015 silam. Hal tersebut menyebabkan kompatibilitas unit yang mungkin hampir ketinggalam zaman.

Yamaha AG-03 dilengkapi dengan sebuah input mikrofon dan sebuah hi-Z input tambahan untuk gitar dan bass. Fitur yang membuat mixer audio interface ini menarik adalah adanya fitur AUX yang memungkinkan Anda untuk menambahkan musik dari gawai Anda saat perekaman. Selain itu, fitur ini juga sangat berguna untuk para gamers yang ingin merekam audio dari game-nya. Yamaha AG-06 menawarkan semua fitur yang tersemat pada Yamaha AG-03. Bedanya, pada AG-06 terdapat tambahan input combo XLR dan 1/4 inch.

Yamaha AG03 dan Yamaha AG06
Yamaha AG03 & Yamaha AG06 - Foto: Situs resmi Yamaha

Harga Yamaha AG-03 & AG-06

Untuk Yamaha AG-03 dibanderol dengan harga 1.8 juta rupiah sedangkan untuk AG-06 dibanderol dengan kisaran harga 2.3 juta rupiah.

——

Artikel ini ditulis pada masa PSBB akibat Covid-19. Jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tetaplah di rumah. Namun jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 telah menjadi sejarah, saya menganjurkan Anda untuk mengucap banyak puji dan syukur kepada sang Pencipta semesta yang masih memberi kepercayaan kepada Anda sebagai khalifah di bumi-Nya.