Menu Warkop Waduk, Borong |
Warkop Waduk terletak di kelurahan Borong, kecamatan Manggala, kota Makassar. Lokasi warkop ini cukup strategis sehingga menjadi pilihan yang tepat untuk bersantai dan mengusir penat bagi masyarakat kota Makassar, khususnya mereka yang bedomisili di kelurahan Borong. Alasan itu pula yang membuat admin Pajokka sering berkunjung ke tempat ini. Satu yang tak kalah penting, pemandangan waduk yang eksotis yang disuguhkan dijamin akan membuat Anda ingin kembali ke tempat ini. Gambar dibawah ini adalah potret eksotisnya waduk Borong Tunggu Pampang.
Eksotisme Waduk Tunggu Pampang, Borong |
Warkop waduk dilengkapi dengan ruang ber-AC (non-smoking room) dengan harga menu yang sedikit lebih mahal (naik sekitar Rp. 2000) dibanding harga standar (smoking room). Bagi Anda yang kurang mampu mentoleransi suhu di Makassar yang cukup panas, ruangan ini cocok untuk menampung Anda sembari merasakan sensasi kopi susu khas Makassar.
Oleh pemiliknya (om yang sering berkaos hitam dengan celana puntung), ruangan non-smoking dengan lebar kurang lebih 2.5 meter dan panjang kurang lebih 4 meter ini dibuat reservable - dengan kata lain, Anda bisa mereservasi ruangan ini untuk rapat, pertemuan, arisan, atau untuk “kopi darat”. Sayangnya, jika ruangan non-smoking direservasi, pengunjung reguler hanya dapat menempati smoking room saja yang lumayan padat pada siang, sore, dan malam hari.
Akomodasi Warkop Waduk Borong
- Smoking room dengan TV
- Non-smoking room dengan AC & TV
Menu Warkop Waduk Borong
- Kopi hitam - Rp. 10000
- Kopi susu kecil - Rp. 12000
- Kopi susu besar - Rp. 13.000
- Es kopi - Rp. 14.000
- Teh panas - Rp. 10000
- Teh susu kecil - Rp. 10.000
- Teh susu besar - Rp. 10.000
- Pisang goreng - Rp. 15.000
- Pisang goreng topping - 18.000
- Ubi (singkong) goreng - Rp. 18.000
- Kentang goreng - Rp. 18.000
- Mie instan polos - Rp. 11.000
- Mie rebus telur - Rp. 14.000
Lokasi Warkop Waduk
Klik link berikut (Warkop Waduk Borong) untuk melihat lokasi via Google Map.
——-
Artikel ini ditulis pada masa PSBB akibat Covid-19. Jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 masih menyelimuti bumi, tetaplah di rumah. Namun jika Anda membaca artikel ini saat pandemi Covid-19 telah menjadi sejarah, saya menganjurkan Anda untuk mengucap banyak puji dan syukur kepada sang Pencipta semesta yang masih memberi kepercayaan kepada Anda sebagai khalifah di bumi-Nya.