Harga Sepeda Lipat Naik Drastis - Sebuah Spekulasi

Bersepeda kembali menjadi trend dikalangan masyarakat Indonesia setelah pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19. Dampaknya, harga sepeda lipat melonjak drastis - nyaris menembus level ‘tidak masuk akal’. Berikut ini spekulasi Pajokka terkait fenomena naiknya harga sepeda lipat di Indonesia.

Keluhan Masyarakat

Isu harga sepeda yang melonjak drastis ini tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat saja. Pejabat sekaliber Ganjar Pranowo turut mengungkapkan kegelisahannya terhadap meroketnya harga sepeda. Oleh banyak pihak, meroketnya harga sepeda (khususnya sepeda lipat) disebabkan karena jumlah permintaan yang masif - tidak sebanding dengan kemampuan produksi.

Untuk sepeda Pacific 2980-RX misalnya. Sebelum pandemi Covid-19, harganya masih berada pada kisaran Rp. 1.500.000 hingga Rp. 2.000.000 saja. Saat ini, sepeda tersebut dibanderol sekitar Rp. 3.000.000 - nyaris naik 100%.

Bukan Karena Covid

Dilansir dari Global Web Index, intensitas bersepeda dan berjalan kaki di United States dan England naik sejak Covid-19. Selanjutnya, data dari United Nations menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk menyehatkan dunia dengan menggunakan transportasi yang lebih ramah lingkungan. 

Di Indonesia sendiri, banyak dari pesepeda lipat yang keluar masih dengan menggunakan mobil. Setelah tiba di tujuan, mereka menurunkan sepeda mereka, bersepeda sejenak, mengambil beberapa video dan gambar untuk keperluan dokumentasi, lalu kembali menaikkan sepeda mereka ke mobil. Hal ini menegaskan bahwa untuk bersepeda, beberapa dari masyarakat kita masih harus membakar bahan bakar melalui mesin kendaraan bermotor.

Bukti selanjutnya, sangat jarang dijumpai pesepeda yang berjalan sendirian. Kebanyakan dari mereka keluar bersama komunitas sepeda yang berjumlah diatas 5 orang. Jika ini murni karena takut akan penularan Covid, maka tentu mereka akan lebih memilih untuk berjalan sendirian.

Musiman?

Bersepeda bukan baru kali ini menjadi trend dikalangan masyarakat. Sekira satu dasawarsa silam (mungkin lebih), bersepeda pernah lebih booming dari booming-nya bersepda ditahun 2020 ini. Saat itu, jenis sepeda yang populer adalah fixie atau fixed gear bike. Populernya sepeda saat itu menyebabkan harga sepeda sedikit mengalami kenaikan - meskipun tidak semasif sekarang ini.

Pajokka percaya bahwa harga sepeda, khususnya sepeda lipat, masih akan bertahan seperti yang dapat kita lihat pada pertengahan tahun 2020 ini. Diprediksi harga segera turun. Mengenai kapannya, tidak ada yang tahu.

Jelas, trend bersepeda yang kita lihat sekarang ini hanya merupakan trend musiman mengingat tahun 2020 ini bukan pertama kalinya Indonesia dilanda demam bersepeda.

Gara-gara Brompton?

Sejak nama Brompton yang bernilai puluhan juta rupiah itu mulai terdengar, harga sepeda lipat lokal turut melonjak. Jika permintaan pasar yang tidak sebanding dengan kemampuan produksi dijadikan sebagai dalih, maka waktu 3 - 5 bulan tentu telah cukup untuk memenuhi permintaan pasar - terlebih setelah pemerintah melonggarkan kebijakan tentang pembatasan sosial.

Entah karena ada pihak yang ingin memperlama durasi euforia demam bersepeda ini untuk memanen rupiah ataukah ini memang murni karena permintaan pasar yang masif, pemerintah harus segera turun tangan mengendalikan fenomena yang terasa sedikit tidak masuk akal ini.

Akan Kembali Layu?

Fenomena melonjaknya harga sepeda jelas akan membuka medan baru bagi para produsen sepeda untuk ‘berperang’ dengan varian-varian sepeda murah mereka masing-masing. Persaingat ketat para produsen sepeda lokal jelas memaksa mereka untuk segera meluncurkan varian sepeda lipat versi murah yang tetap mampu menjaga gengsi masyarakat Indonesia yang cenderung tinggi. Pajokka melihat, banyak dari pesepeda yang mengedepankan gengsi ketimbang esensi dari bersepeda sebagai olahraga. Olehnya, jelas trend bersepeda ini akan kembali layu lagi. Terlebih jika harga tidak segera dikendalikan oleh pemerintah, atau jika para produsen sepeda tidak mengeluarkan varian-varian sepeda murah, maka cepat atau lambat, trend bersepeda akan kembali layu. 

Tunggu Harga Turun atau Beli Sekarang?

Tergantung niat! Jika teman-teman benar-benar ingin berolahraga mencari keirngat, maka diluar sana banyak sekali sebab yang dapat teman-teman gunakan untuk mengeluarkan keringat - jogging misalnya. Namun jika teman-teman ingin ikut larut dalam euforia masyarakat dalam menebar gengsi di jalan, maka jelas teman-teman harus segera mengeksekusi rencana pembelian sepeda sebelum harga semakin tidak masuk akal.