Harga Sepeda Lipat Naik Drastis - Sebuah Spekulasi

Bersepeda kembali menjadi trend dikalangan masyarakat Indonesia setelah pemerintah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial akibat Covid-19. Dampaknya, harga sepeda lipat melonjak drastis - nyaris menembus level ‘tidak masuk akal’. Berikut ini spekulasi Pajokka terkait fenomena naiknya harga sepeda lipat di Indonesia.

Keluhan Masyarakat

Isu harga sepeda yang melonjak drastis ini tidak hanya dikeluhkan oleh masyarakat saja. Pejabat sekaliber Ganjar Pranowo turut mengungkapkan kegelisahannya terhadap meroketnya harga sepeda. Oleh banyak pihak, meroketnya harga sepeda (khususnya sepeda lipat) disebabkan karena jumlah permintaan yang masif - tidak sebanding dengan kemampuan produksi.

Untuk sepeda Pacific 2980-RX misalnya. Sebelum pandemi Covid-19, harganya masih berada pada kisaran Rp. 1.500.000 hingga Rp. 2.000.000 saja. Saat ini, sepeda tersebut dibanderol sekitar Rp. 3.000.000 - nyaris naik 100%.

Bukan Karena Covid

Dilansir dari Global Web Index, intensitas bersepeda dan berjalan kaki di United States dan England naik sejak Covid-19. Selanjutnya, data dari United Nations menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 merupakan momentum untuk menyehatkan dunia dengan menggunakan transportasi yang lebih ramah lingkungan. 

Di Indonesia sendiri, banyak dari pesepeda lipat yang keluar masih dengan menggunakan mobil. Setelah tiba di tujuan, mereka menurunkan sepeda mereka, bersepeda sejenak, mengambil beberapa video dan gambar untuk keperluan dokumentasi, lalu kembali menaikkan sepeda mereka ke mobil. Hal ini menegaskan bahwa untuk bersepeda, beberapa dari masyarakat kita masih harus membakar bahan bakar melalui mesin kendaraan bermotor.

Bukti selanjutnya, sangat jarang dijumpai pesepeda yang berjalan sendirian. Kebanyakan dari mereka keluar bersama komunitas sepeda yang berjumlah diatas 5 orang. Jika ini murni karena takut akan penularan Covid, maka tentu mereka akan lebih memilih untuk berjalan sendirian.

Musiman?

Bersepeda bukan baru kali ini menjadi trend dikalangan masyarakat. Sekira satu dasawarsa silam (mungkin lebih), bersepeda pernah lebih booming dari booming-nya bersepda ditahun 2020 ini. Saat itu, jenis sepeda yang populer adalah fixie atau fixed gear bike. Populernya sepeda saat itu menyebabkan harga sepeda sedikit mengalami kenaikan - meskipun tidak semasif sekarang ini.

Pajokka percaya bahwa harga sepeda, khususnya sepeda lipat, masih akan bertahan seperti yang dapat kita lihat pada pertengahan tahun 2020 ini. Diprediksi harga segera turun. Mengenai kapannya, tidak ada yang tahu.

Jelas, trend bersepeda yang kita lihat sekarang ini hanya merupakan trend musiman mengingat tahun 2020 ini bukan pertama kalinya Indonesia dilanda demam bersepeda.

Gara-gara Brompton?

Sejak nama Brompton yang bernilai puluhan juta rupiah itu mulai terdengar, harga sepeda lipat lokal turut melonjak. Jika permintaan pasar yang tidak sebanding dengan kemampuan produksi dijadikan sebagai dalih, maka waktu 3 - 5 bulan tentu telah cukup untuk memenuhi permintaan pasar - terlebih setelah pemerintah melonggarkan kebijakan tentang pembatasan sosial.

Entah karena ada pihak yang ingin memperlama durasi euforia demam bersepeda ini untuk memanen rupiah ataukah ini memang murni karena permintaan pasar yang masif, pemerintah harus segera turun tangan mengendalikan fenomena yang terasa sedikit tidak masuk akal ini.

Akan Kembali Layu?

Fenomena melonjaknya harga sepeda jelas akan membuka medan baru bagi para produsen sepeda untuk ‘berperang’ dengan varian-varian sepeda murah mereka masing-masing. Persaingat ketat para produsen sepeda lokal jelas memaksa mereka untuk segera meluncurkan varian sepeda lipat versi murah yang tetap mampu menjaga gengsi masyarakat Indonesia yang cenderung tinggi. Pajokka melihat, banyak dari pesepeda yang mengedepankan gengsi ketimbang esensi dari bersepeda sebagai olahraga. Olehnya, jelas trend bersepeda ini akan kembali layu lagi. Terlebih jika harga tidak segera dikendalikan oleh pemerintah, atau jika para produsen sepeda tidak mengeluarkan varian-varian sepeda murah, maka cepat atau lambat, trend bersepeda akan kembali layu. 

Tunggu Harga Turun atau Beli Sekarang?

Tergantung niat! Jika teman-teman benar-benar ingin berolahraga mencari keirngat, maka diluar sana banyak sekali sebab yang dapat teman-teman gunakan untuk mengeluarkan keringat - jogging misalnya. Namun jika teman-teman ingin ikut larut dalam euforia masyarakat dalam menebar gengsi di jalan, maka jelas teman-teman harus segera mengeksekusi rencana pembelian sepeda sebelum harga semakin tidak masuk akal.

Rekomendasi Audio Interface Berkualitas Dibawah 2 Juta

Pasaran harga audio interface di tahun 2020 ini berada pada rentang harga 2 juta hingga puluhan juta rupiah. Berikut ini audio interface dibawah 2 juta rekomendasi Pajokka yang bisa teman-teman pertimbangkan.

Parameter yang dijadikan patokan kualitas dalam artikel ini adalah besaran equivalent input noise serta fitur yang ditawarkan.

RODE AI-1

Untuk kelas audio interface dibawah 2 juta rupiah, RODE AI-1 sangat layak untuk dilirik. Demikian halnya karena audio interface ini memiliki equivalent input noise sebesar -130 dB yang berarti bahwa audio interface ini memiliki noise yang sangat minim - nyaris tidak terdengar.

Noise sendiri merupakan bunyi hiss yang dihasilkan oleh preamp dari audio interface. Bunyinya kira-kira seperti bunyi TV tanpa siaran. Istilah ini disebut juga dengan white noise.

Selain karena noise-nya yang rendah, RODE AI-1 juga layak untuk dibeli karena build quality-nya. Meminjam istilah yang diperkenalkan oleh Steinberg, ‘built like a tank’, RODE AI-1 memiliki fisik yang kuat dan kokoh - seperti tank.

RODE AI-1 hanya memiliki 1 input combo XLR dan 1/4 inch yang bisa digunakan untuk merekam suara dari mikrofon dan juga gitar atau bass. Untuk merekam musik, tentu inputnya harus digunakan secara bergantian.

Untuk outputnya sendiri, RODE AI-1 menyediakan 2 buah stereo output berukuran 1/4 inch pada bagian belakangnya. Selain itu, output untuk headphone monitoring dengan fitur low latency juga telah tersedia pada RODE AI-1. Berita baiknya, koneksi RODE AI-1 sudah menggunakan USB type-C yang diklaim lebih efisien dalam urusan transfer data.

Saat ini, RODE AI-1 dibanderol seharga 1.8xx.xxx di RODE official store Indonesia.

iRIG Pre HD

Berbeda dengan RODE AI-1 yang mendukung perekaman gitar dan bass, iRIG Pre HD diciptakan khusus untuk mikrofon saja. Artinya, jika teman-teman ingin melakukan perekaman gitar dan bass dengan iRIG Pre HD, maka satu-satunya opsi yang tersedia adalah melakukan perekaman secara live recording.

Berdasarkan pengukuran dengan resistor sebesar 150 ohm, iRIG Pre HD memiliki equivalent input noise sebesar -129 dB - hanya selisih 1 dB dari RODE AI-1.

iRIG Pre HD yang saat ini dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx juga memiliki 1 input bertipe XLR untuk mikrofon saja. Untuk outputnya menggunakan koneksi micro-USB. Satu keunggulan dari interface ini yang tidak ditawarkan oleh RODE AI-1 adalah disertainya kabel micro-USB to lightning pada paket iRIG Pre HD. Ini berarti bahwa iRIG Pre HD mendukung perekaman langsung ke perangkat iOS.

Zoom U-22

Audio interface besutan Zoom Corporation ini merupakan seri terendah dari jajaran audio interface Zoom yang diberi seri ‘U’ yang dirilis kedalam 3 tipe - U-22, U-24, dan U-44. 

Zoom U-22 memiliki dua buah input; yakni input 3.5 mm untuk lavalier microphone dan combo XLR dan 1/4 inch untuk koneksi mikrofon reguler yang juga bisa digunakan untuk menyambungkan gitar serta bass. Sayang sekali, kedua input ini tidak bisa digunakan secara bersamaan.

Zoom U-22 dibekali dengan dua buah output stereo bertipe RCA. Selain itu, terdapat pula colokan headphone monitoring berukuran 3.5 mm.

Satu kelebihan dari Zoom U-22 yang tidak dimiliki kompetitornya adalah pada portabilitasnya. Zoom U-22 menyematkan sebuah micro-USB yang berfungsi khusus sebagai pemasok daya ketika digunakan pada perangkat iOS atau Android dan sebuah port USB lagi untuk koneksi ke laptop/PC. Jika penyambungan koneksi daya tidak memungkinkan, penggunanya bisa menggunakan baterai bertipe AA untuk menyalakan Zoom U-22 ini.

Untuk equivalent input noise-nya, Zoom U-22 mencetak angka sebesar -125 dB yang setara dengan noise dari Zoom H5 dan Zoom H6 yang populer digunakan oleh podcaster-podcaster kaliber dunia.

Focusrite Scarlett Solo 3rd Generation

Jika anda pernah melihat audio interface dengan warna merah menyala, maka kemungkinan audio interface yang anda lihat tersebut adalah seri Scarlett besutan Focusrite yang jamak digunakan oleh musisi cover di Youtube.

Sesuai namanya, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation merupakan produk dari Focusrite yang ditelurkan untuk meneruskan seri sebelumnya - Focusrite Scarlett Solo 2nd Generation yang juga sangat laris di pasaran.

Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dibekali dengan sebuah input bertipe XLR 3 pin dan sebuah input berukuran 1/4 inch untuk instrumen - persis sama dengan Scarlett Solo 2nd gen. Hal yang membedakan Scarlett 3rd gen dengan Scarlett 2nd gen hanyalah tombol “AIR” yang berfungsi untuk mengemulasi suara pada rentang frekuensi mid-high. Selain itu, Scarlett Solo 3rd generation telah mengadopsi USB type-C sebagai konektornya.

Saat artikel ini ditulis, Focusrite Scarlett Solo 3rd generation dapat ditebus dengan harga Rp. 2.010.000 (bukan dibawah dua juta, tapi nambah 10 ribu rupiah saja sudah dapat Scarlett). 

Bonus: Yamaha AG-03

Yamaha AG-03 sebenarnya merupakan sebuah audio mixer - lebih tepatnya sebuah mixer interface. Namun ia memiliki fitur yang serupa dengan audio interface.

Dengan equivalent input noise sebesar -128 dB, Yamaha AG-03 menjadi sangat layak untuk dilirik. Bisa dikatakan, mixer interface ini adalah interface yang menawarkan fitur paling lengkap untuk rentang harga dibawah 2 juta rupiah. 

Yamaha AG-03 memiliki 3 input - sebuah combo XLR dan 1/4 inch, sebuah input stereo (L & R), sebuah input 3.5 mm untuk lavalier mic dan sebuah aux-in. Untuk outputnya, Yamaha AG-03 menawarkan stereo output bertipe RCA serta headphone monitoring berukuran 1/4 inch.

Yamaha AG-03 dibanderol dengan harga Rp. 1.7xx.xxx. Sayang sekali, barang produksi 2015 ini juga sudah termasuk langka di pasaran. Admin Pajokka yang menanyakan ketersediaan stock Yamaha AG-03 langsung ke dealer Yamaha Musik Indonesia hingga saat ini belum mendapat kabar terkait ketersediaan Yamaha AG-03 dan Yamaha AG-06. Lapak-lapak di situs marketplace juga tidak lagi memiliki stock untuk Yamaha AG series ini.

Zoom ZDM-1: Dynamic Microphone untuk Podcaster

Bersamaan dengan diperkenalkannya Zoom PodTrak P4 ke publik, Zoom Corporation turut memperkenalkan seri dynamic microphone pertamanya yang bernama Zoom ZDM-1 sebagai pasangan ideal untuk PodTrak P4 dan Podtrak P8. Dua produk ini menegaskan kesiapan Zoom Corporation untuk bertarung melawan ketenaran RODEcast yang telah mendominasi pasar audio interface khusus untuk podcasters.

Dilansir dari situs marketplace luar negeri yang masih memberlakukan status pre-order untuk ZDM-1, harga yang ditawarkan untuk paket yang terdiri dari sebuah Zoom Dynamic Microphone (ZDM), sebuah headphone, kabel XLR, dan dudukan mejanya adalah sebesar $120. Ini adalah harga pre-order yang memungkinan masih akan naik. Sementara untuk dynamic microphone-nya saja, teman-teman bisa menebusnya dengan harga $90.


Credit: bhphotovideo.com

Selama ini, line-up produk Zoom Corporation yang terkenal handal menangani urusan multi-person podcast hanyalah Zoom H6 dengan 4 input yang memungkinkan untuk diupgrade hingga 6 input dan Zoom H5 dengan dua input combo XLR - 1/4inch-nya yang bisa diupgrade hingga 4 input. Beberapa waktu lalu, Zoom memperkenalkan Zoom H8 yang inputnya bisa ditambah hingga 12 input. Kini, Zoom merilis Zoom PodTrack P4 dengan 4 input XLR yang khusus dibuat untuk para podcasters.

Seolah tak ingin kalah dari RODE Microphones dengan RODEcaster dan Podmic serta Procasternya, Zoom meluncurkan PodTrak P4 yang cocok dipadu-padankan dengan dynamic microphone yang diidentifikasi dengan nama ZDM-1. Selain itu, Zoom Corporation juga turut memperkenalkan headphone pertamanya yang dirilis bersamaan dengan ZDM-1. Untuk spesifikasi lebih lengkap dari dynamic microphone serta headphone besutan Zoom Corporation ini, silahkan teman-teman merujuk ke website resmi Zoom.

Persaingan Sengit RODEcaster dengan PodTrak P4

Selain RODEcaster dan Podtrak P4, Maonocaster juga telah mencoba peruntungannya untuk bersaing menggaet perhatian para podcaster. Namun, nama Maonocaster yang masih belum segarang RODE dan Zoom diprediksi akan memaksa Maonocaster untuk rela berada pada pilihan kesekian dari para podcaster. Selain itu, bentuk fisik dari Maonocaster yang dibuat nyaris sama persis dengan RODEcaster juga menimbulkan impresi bahwa Maonocaster hanya ingin mengincar posisi dibelakang RODEcaster.

Dipenghujung tahun 2020 ini, Zoom bersapa PodTrak P4 serta ZDM-1 yang baru dirilisnya diprediksi akan menjadi pilihan utama podcaster profesional. Portabilitasnya yang ringkas serta fiturnya yang memungkinkan melakukan perekaman langsung ke memory card diprediksi akan membuat PodTrack dan ZDM-1 menjadi laris dipasaran.

Bagaimanapun juga, kita semua sebagai pengguna tentunya harus menyambut gembira keberadaan jajaran audio interface yang dibuat khusus untuk podcaster. Hal ini berarti bahwa dengan bertambahnya kompetitor RODEcaster yang di tahun 2020 ini masih memuncaki posisi audio interface untuk podcaster, para podcaster kini bisa semakin leluasa dalam memilih jajaran produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Seperti yang jamak diketahui, saat ini podcasting sedang naik daun. Di Indonesia sendiri, telah banyak podcaster-podcaster yang bermunculan - terutama setelah Anchor dan Spotify tenar dijajaran aplikasi gawai. Diharapkan kedepanya industri podcast di Indonesia dapat semakin menjamur agar media informasi untuk masyarakat dapat menjadi semakin variatif.

Zoom PodTrack P4: Audio Interface Khusus untuk Travel Poscasters

Belum lama ini, tepatnya pada awal Agustus 2020, Zoom Corporation merilis produk anyarnya yang diidentifikasi dengan nama Zoom PodTrack P4 yang disegmentasikan untuk para podcaster. Audio interface ini dibekali dengan 4 input mikrofon bertipe XLR. Berbeda dengan audio interface yang banyak beredar di pasaran, Zoom Corporation menyematkan 4 buah colokan headphone berukuran 3.5 mm pada unit ini.

Berdasarkan informasi yang disadur dari situs marketplace luar negeri, saat ini Zoom PodTrack P4 masih terpajang dengan status pre-order dan dibanderol dengan harga $600 untuk paket lengkap - meliputi 1 buah Zoom PodTrack P4, 4 buah mikrofon Zoom ZDM-1, 4 buah headphone, 4 buah kabel XLR, serta 4 buah dudukan meja. Untuk unit Zoom PodTrack P4 saja, teman-teman cukup menebusnya dengan harga $200.Credit: bhphotovideo.com

Dari fiturnya, terlihat jelas bahwa Zoom PodTrack P4 ini dirilis untuk menyaingi RODEcaster yang lebih dulu rilis. Berbeda dengan RODEcaster, bentuk Zoom PodTrack P4 terlihat jauh lebih ringkas - tidak lebih besar dari ukuran laptop 13 inch.

Serupa dengan RODEcaster, Zoom PodTrack P4 dibekali dengan 4 buah sound pads yang memungkinkan penggunanya untuk memutar  musik selingan atau jingle. Selain itu, Zoom PodTrack P4 besutan Zoom Corporation memungkinkan penggunanya untuk merekam percakapan langsung ke memory card sehingga  pengguna Zoom PodTrack P4 tidak lagi membutuhkan laptop atau komputer yang menjalankan software DAW sebagai perekamnya - kecuali jika harus melakukan post editing.

Jika ingin melakukan perekaman episode podcast yang panjang, unit ini mengakomodasi dua input bertipe USB type-C yang masing-masing berfungsi untuk rekaman ke DAW di laptop atau komputer dan untuk keperluan daya.

(Baca juga: Zoom Podtrak P8 Akhirnya Dirilis)

Berbeda dengan RODEcaster, Zoom PodTrack P4 dapat ditenagai dengan baterai bertipe AA. Fitur ini jelas menegaskan bahwa Zoom PodTrack P4 ini secara khusus ditujukan untuk para travel podcaster dengan mobilitas tinggi. Dengan Zoom PodTrack P4, perekaman episode podcast tidak lagi harus dilakukan di studio khusus. Jika biasanya tamu harus datang ke studio podcast, kini podcaster bisa gantian mendatangi tamunya.


Ngopi di Warkop Utara, Jl. Tinumbu, Makassar

Terletak di wilayah utara kota Makassar, tepatnya di Jalan Tinumbu Raya no. 414, keberadaan Warkop Utara nyaris tidak terlihat akibat padatnya lalu lintas yang didominasi oleh truk kontainer. Kamis, 6 Agustus 2020, Pajokka menyempatkan ngopi di Warkop Utara.

Warkop ini terletak sebelum jembatan Tinumbu, sekira 500 meter dari ujung jalan dari Jalan Andalas.

Menu yang ditawarkan cukup variatif dengan menu andalan kopi susu telur yang dijual seharga Rp. 15.000 per-gelas. Selain itu, terdapat pula teh susu telur yang juga dijual dengan harga yang sama.

Satu yang menarik dari warkop ini adalah menu kopi susunya yang masih dijual seharga Rp. 10.000. Disaat warkop-warkop lain telah menjual Rp.13.000 - Rp. 15.000, Warkop Utara masih mempertahankan kopi yang bisa ditebus dengan selembar rupiah bernominal 10.000.

Warkop Utara - Pajokka


Untuk cita rasa kopi susunya sendiri cenderung sama dengan warkop-warkop lainnya yang jamak ditemui di Makassar yang tidak bernaung dibawah bendera Daeng Sija atau Dottoro yang telah menjadi francise. Pahit kopinya masih terasa saat menempel di lidah. Sangat sepadan dengan harganya.

Satu kekurangan yang mungkin bisa Pajokka sebutkan untuk warkop ini adalah ketersediaan lahan parkir yang minim. Bisa dikatakan, Warkop Utara hanya dapat mengakomodasi 2 mobil saja. Namun jika teman-teman mampir menggunakan sepeda motor, akomodasi parkirnya sangat cukup untuk menjadi tempat mendinginkan mesin motor teman-teman.

Pajokka yang mampir ke Warkop Utara saat Makassar masih menjadi zona merah Covid-19 melihat pemandangan yang cukup disiplin disini. Pengelola Warkop Utara nampak sangat memperhatikan aturan pemerintah setempat tentang pembatasan sosial dalam masa pandemi Covid-19. Pergerakan pengunjung warkop dibatasi dimana untuk sebuah meja yang idealnya dapat diisi oleh 4 orang hanya dapat dihuni oleh 2 orang saja. Terdapat simbol silang pada setiap permukaan meja. Selain itu, pengelola juga hanya menyediakan dua kursi untuk setiap meja, sehingga tidak ada celah bagi pengunjung untuk melanggar aturan pemerintah terkait pembatasan sosial. Salut untuk pengelola Warkop Utara, Makassar.

Untuk menu makanan yang ditawarkan, harga termahal hanya Rp. 18.000 saja. Menu tersebut adalah harga untuk Indomie rebus telur 2X1.

Teman-teman yang memiliki keperluan di sekitaran Jalan Tinumbu, Makassar dianjurkan untuk mampir di Warkop Utara yang berhadapan langsung dengan Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu Panampu, Makassar.

RODE NT-USB Mini: Wajib untuk Travel Podcasters dan Voice Over Artists

Berita gembira ini ditujukan untuk teman-teman content creator yang secara khusus menggeluti dunia podcasting, voice over, dan dubbing - terkhusus untuk mereka yang menginginkan keleluasaan dalam perekaman. Saat ini, tugas para content creator tersebut diatas dapat menjadi semakin mudah berkat kehadiran RODE NT-USB Mini yang awal Agustus 2020 ini dikonfirmasi akan masuk Indonesia.

Kabar tersebut dibocorkan oleh RODE Official Store Indonesia melalui salah satu situs marketplace - bahwa pada 5 Agustus 2020, RODE NT-USB Mini sudah akan siap untuk dipesan dalam etalase mereka.

Diduga Tertunda Karena Covid-19

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, Pajokka mengalami kesulitan melakukan pemesanan item-item tertentu, terutama yang rilis pada akhir 2019 hingga pertengahan 2020. RODE NT-USB Mini salah satunya. Sejak resmi dirilis pada akhir 2019 silam, NT-USB Mini baru dikonfirmasi akan masuk Indonesia pada awal Agustus 2020.

Sebagai alternatif dari RODE NT-USB Mini, Pajokka juga menunggu Samson Satellite dan Samson Q9U mendarat di tanah air. Berbeda dengan NT-USB Mini, kedua produk anyar Samson yang telah hadir pada NAMM 2019 tersebut hingga kini belum ada tanda-tanda akan masuk Indonesia. Keterlambatan tersebut diduga kuat adalah karena efek dari pandemi Covid-19 yang hingga Agustus 2020 ini masih mewabah di Indonesia. Seperangkat aturan dan protokol kesehatan akibat dari Covid-19 mungkin menghambat jalur ekspor-impor barang ke Indonesia. 

RODE NT-USB Mini: Untuk Siapa?

Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita semua untuk memindahkan pertemuan tatap muka ke pertemuan daring tentu menambah kepantasan RODE NT-USB Mini untuk ditunggu. 

Pembaca sekalian yang rutin menggunakan Zoom Meeting atau Google Talk untuk keperluan pendidikan yang selama ini selalu kurang puas dengan kualitas suara dari gawai atau laptop teman-teman dianjurkan untuk melirik RODE NT-USB Mini. Dengan alat tersebut, kualitas suara teman-teman sekalian dijamin akan meningkat pesat.

Mengapa RODE NT-USB Mini Wajib Ditunggu?

RODE NT-USB Mini menjadi wajib ditunggu karena ukurannya yang sangat ringkas. Selain kualitas, portabilitasnya adalah alasan selanjutnya mengapa perangkat ini layak untuk dimiliki. 

Selain itu, RODE NT-USB Mini dibekali dengan kapsul mikrofon bertipe kondenser berkualitas tinggi yang bisa membuat suara teman-teman terdengar jauh lebih jernih. Mikrofon ini diciptakan dengan pola directional cardioid yang mampu meredam kebisingan ruangan sehingga pertemuan-pertemuan daring teman-teman dijamin akan lebih senyap dan fokus hanya pada suara teman-teman saja. Dengan begitu, teman-teman tidak perlu mengkhawatirkan kejernihan suara teman-teman saat melakukan pertemuan daring. Teman-teman dimungkinkan untuk melakukan pertemuan daring kapan saja dan dimana saja, bahkan ditempat-tempat yang cukup bising sekalipun.

RODE NT-USB Mini Pajokka


Nilai lebih dari RODE NT-USB Mini lainnya adalah kelengkapan tambahan yang datang dalam paket pengirimannya seperti hadirnya shock mount dan dua jenis kabel konektor yang memungkinkan untuk digunakan pada laptop/komputer dan gawai berbasis iOS dan Android. Untuk menggunakan NT-USB Mini di iOS, dibutuhkan perangkat tambahan berupa Apple Camera Connection Kit sedangkat untuk gawai berbasis Android, dibutuhkan kabel OTG sebagai konektornya.

RODE NT-USB Mini Pajokka


Pada bagian belakang RODE NT-USB Mini terdapat sebuah colokan USB Type-C yang memungkinkan perangkat ini disambungkan pada laptop atau gawai. Selain untuk konektivitas, konektor tersebut juga merangkap sebagai penyuplai daya. Tepat disamping konektor USB Type-C, terdapat sebuah colokan berukuran 3.5mm yang berfungsi untuk melakukan monitoring suara Anda sendiri dan untuk mendengarkan suara dari teman bicara Anda.

Meskipun mendapatkan bintang yang banyak dari para reviewer, perangkat ini jelas masih memiliki kekurangan. Kekurangan yang seharusnya diantisipasi oleh RODE Microphones pada RODE NT-USB Mini ini adalah absennya gain setting mikrofon sehingga pengguna harus mengatur besaran suara yang masuk dari perangkat laptop/komputer atau gawai yang digunakan. Selain itu, perangkat ini juga tidak dibekali dengan baterai atau minimal socket daya sehingga perangkat ini mau tidak mau harus ditenagai oleh laptop atau gawai yang digunakan. Meskipun demikian, perangkat ini tetap layak untuk dimiliki.

Lantas, bagaimana dengan harganya? Di pasar global, RODE NT-USB Mini dapat ditebus hanya dengan $100 saja. Sayang sekali, RODE Official Store Indonesia belum mengkonfirmasi berapa rupiah yang harus teman-teman keluarkan untuk menebus sebuah RODE NT-USB Mini ini.

Update: Pada 6 Agustus, berdasarkan pantauan Pajokka, RODE NT-USB Mini telah terpajang dalam etalase RODE Official Store Indonesia dan dirilis dengan harga Rp. 1.6.xxx.xxx.

Menerbitkan Novel Secara Self-Publishing. Potensinya?

Ada berita gembira untuk para penulis novel yang selama ini tega membiarkan karya mereka ‘berkarat’ didalam hard-disk laptop atau komputer mereka. Penerbitan novel secara self-publishing saat ini telah dimungkinkan. Bagaimana potensinya? Berikut sedikit pengalaman admin Pajokka.

Platform Karya Anak Bangsa

Para penggemar novel di Indonesia cukup beruntung karena saat ini Indonesia telah kehadiran sebuah platform yang memungkinkan para pembaca untuk membaca novel secara gratis dan memungkinkan para pemilik naskah untuk membuat naskah mereka dibaca orang.

Kwikku adalah platform yang Pajokka maksud. Kwikku yang saat ini sedang mengadakan kontes menulis novel dan webtoon dengan total hadiah sebesar Rp. 500 juta menjanjikan banyak hal yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Melalui aplikasinya yang juga tersedia dalam format web, pengguna dimungkinkan untuk membaca novel-novel serta webtoon-webtoon karya anak bangsa. Disini, kreator juga dimungkinkan untuk ‘menjodohkan’ novel-novel mereka dengan penerbit-penerbit besar. Satu yang terpenting, Kwikku adalah platform karya anak bangsa yang perlu kita dukung.


Potensi Penerbitan Novel secara Self-Publishing di Kwikku

Berbicara masalah potensi dari metode penerbitan self-publishing, tentu tidak ada tolok ukur yang valid dan reliabel yang bisa kita jadikan patokan mengingat terlalu banyak variabel yang mempengaruhi hasil akhir - entah hasil yang diharapkan itu berupa ketenaran, penyaluran hobi, atau kematangan finansial.

Dalam pembahasan kali ini, Pajokka hanya mengulas variabel ‘potensi’ sebatas pada hal-hal yang umum saja. Mengenai strategi melejitkan potensinya, silahkan teman-teman yang rancang dan eksekusi sendiri.

Kwikku, menurut Pajokka, dapat diibaratkan sebagai sebuah etalase yang memajang karya teman-teman. Isi etalase yang dapat diakses semua orang, termasuk dari pihak penerbit, melalui aplikasi dan web tersebut tidak menutup kemungkinan akan menjadi batu loncatan untuk meraih tujuan atas novel karya teman-teman tersebut. Olehnya, Pajokka sangat menyarankan teman-teman yang mempunyai naskah novel agar mempertimbangkan penerbitan secara self-publishing di Kwikku.


Pajokka beranggapan bahwa menerbitkan novel secara self-publishing akan jauh lebih bagus ketimbang menyimpan naskah novel teman-teman dalam hard-disk laptop atau komputer teman-teman. Hal itu bahkan jauh lebih bagus dibandingkan mengirim naskah ke penerbit untuk diterbitkan.

Kehidupan di zaman digital seperti sekarang ini jelas berbeda dengan kehidupan sebelum zaman digital. Kegiatan mengirim naskah ke penerbit, ditolak, mengirim ke penerbit lain, dan ditolak lagi sudah tidak zaman. Saat ini, kita perlu mengikuti zaman yang sudah serba daring.

Baca Juga: Resensi Novel “Mahasiswa Abadi: Ospek

Pajokka yang baru menerbitkan satu novel di Kwikku memang belum bisa berbicara banyak tentang potensi disana. Sejauh ini, hasil dianggap masih cukup jauh dari harapan - seperti yang dapat teman-teman lihat pada gambar diatas.

Perlu digaris bawahi bahwa pengalaman Pajokka di Kwikku tidak bisa teman-teman jadikan landasan untuk menilai potensi Kwikku. Untuk menilainya, Pajokka menyarankan agar teman-teman mencoba sendiri dengan mendaftar dan menerbitkan novel teman-teman. Tapi setidaknya, ini lebih baik dibandingkan hanya memajang draft novel tersebut didalam hard-disk.

Kompetisi Film Pendek 2020 Hadiah Belasan Miliar Rupiah

Produsen audio kenamaan RODE Australia mengadakan kompetisi film pendek dengan hadiah total 1 juta dollar atau setara dengan 14.700.000.000 rupiah (empat belas miliar tujuh ratus juta rupiah). Untuk mengikutinya, teman-teman hanya perlu membuat dua buah film pendek berdurasi maksimal 3 menit dimana film pertama akan menjadi film yang akan diikutkan dalam kompetisi dan film kedua adalah adegan behind the scenes yang wajib menunjukkan salah satu produk dari RODE dalam frame.

Kompetisi ini kembali digelar RODE di tahun 2020 setelah menyelesaikan kompetisi bertajuk My RODE Cast beberapa bulan sebelumnya. Pada saat itu, keikut-sertaan Pajokka dihadiahi RODE Baseball Hat seharga $20 sebagai hadiah hiburan. Pada event bertajuk My RODE Reel kali ini, RODE akan membagikan total hadiah sebesar 1 juta dollar kepada seluruh pemenang yang penilaiannya dibagi kedalam beberapa kategori; diantaranya pilihan juri, genre yang dibagi kedalam drama, komedi, dokumenter, animasi, dan behind-the scenes; serta eople’s choiceyoung filmmaker, sound design, dan Chinese film.

My RODE Reel 2020

Untuk mengikuti even ini sangatlah mudah. Teman-teman dibebaskan untuk menggunakan kamera tipe apapun yang teman-teman miliki. Hanya satu syarat yang wajib yang harus teman-teman penuhi untuk mengikuti kompetisi ini - menggunakan perangkat audio dari RODE. Olehnya, teman-teman akan diminta untuk mengirimkan dua buah film yang salah satunya memperlihatkan proses kreatif dibelakang layar. Dalam film ini, teman-teman wajib menunjukkan produk RODE yang digunakan dalam mengambil gambar.

Teman-teman yang telah memiliki produk RODE tentu memiliki kans yang besar untuk mengikuti kompetisi ini. Cukup nyalakan kamera, shoot, edit, dan kirimkan hasil karya kalian. Namun bagi teman-teman yang belum memiliki produk RODE, Pajokka menyarankan untuk membeli satu produk RODE. Tidak perlu yang mahal karena syarat untuk bisa mengikuti kompetisi ini hanyalah menggunakan produk RODE saja. Artinya, mahal atau murah, yang penting RODE. Beberapa pilihan yang mungkin bisa dimasukan dalam incaran adalah RODE Wireless GO atau RODE Videomic GO.

Bagaimana? Teman-teman tertarik untuk mengikuti kompetisi ini? Langsung cek dan ricek pada laman resmi My RODE Reel.